Sukses

Siap-siap Bunga Kredit Bakal Naik Lagi

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengingatkan, pelaku usaha siap-siap untuk menghadapi kenaikan bunga kredit.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengingatkan, pelaku usaha siap-siap menghadapi kenaikan bunga kredit. Kenaikan bunga itu dilakukan juga untuk menjaga penyaluran kredit dengan baik.


Gubernur BI, Agus Martowardojo menuturkan, Brazil, India, dan Turki sudah menaikkan suku bunga acuan di kisaran 400-500 basis poin. Kenaikan suku bunga acuan dilakukan untuk memperlambat laju penyaluran kredit.


"Tapi untungnya kami sigap di depan sehingga diharapkan pertumbuhan kredit perbankan dapat di angka 17% saja jangan di atas 20%," ujar Agus.


Ia menambahkan bank saja sudah menaikkan bunga deposit hingga 300 basis poin, tapi bunga kredit baru 40 basis poin.


"Makanya siap-siap bunga kredit bakal naik lagi karena bank baru menaikkan di 40 basis poin. Dinaikkan supaya daya tahan lebih kuat," ujar Agus.


Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto mengeluhkan, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang terlampau tinggi di hadapan Menteri Keuangan Chatib Basri dan Gubernur BI, Agus Martowardojo.


Ia pesimistis terhadap pemulihan ekonomi pada 2014. Pasalnya perbaikan ini lebih banyak ditopang oleh faktor eksternal ketimbang internal.


Dia juga mencurahkan pesan para pengusaha yang sangat terbebani dengan tingginya suku bunga acuan sebesar 175 basis poin atau 7,5%.


"Bunga perbankan kita tertinggi di ASEAN, sedangkan di Filiphina saja hanya 5%. Artinya industri perbankan kita menikmati marjin tinggi dari interest rest, bahkan paling tinggi di dunia dan akhirat," terangnya di Jakarta, Rabu (26/2/2014) malam.

BI, kata dia, harus intervensi kebijakan tersebut supaya para pengusaha dapat meningkatkan daya saing untuk menghadapi pasar bebas atau Masyarakat Ekonomi ASEAN di 2015.

Tantangan lainnya, terang SBS, banyaknya infrastruktur yang rusak, bencana alam, kenaikan tarif tenaga listrik, kenaikan upah minimum yang semuanya berdampak ke biaya operasional.

"Memang kita harus bersyukur dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5%-6%, tapi apakah bisa menciptakan lapangan kerja? Sebab banyak orang masih menganggur padahal Indonesia masih menjadi tujuan investasi menarik," lanjutnya.

Menanggapi pernyataan ini, Menteri Keuangan Chatib Basri menambahkan BI pasti akan melakukan kebijakan moneter yang paling baik. "Pak SBS tadi ngomel terus soal suku bunga yang tinggi. Tapi kita percayakan dengan BI," ujar Chatib. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini