Sukses

Penjualan Rumas AS Naik, Harga Emas Merosot

Harga emas berjangka melemah US$ 14,7 menjadi US$ 1.328 per ounce di divisi COMEX New York Mercantile Exchange.

Liputan6.com, Chicago Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melemah di tengah optimisme penjualan rumah di Amerika Serikat (AS) pada Rabu (Kamis pagi WIB).


Mengutip Xinhua, Kamis (27/02/2014), penurunan ini pertama dalam empat sesi terakhir. kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April turun US$ 14,7 atau 1,09% ke level US$ 1.328 per ounce.


Sedangkan perak untuk pengiriman Maret turun 70,9 sen atau 3,23% menjadi US$ 21.254 per ounce. Platinum untuk pengiriman April merosot US$ 13,5 atau 0,94% menjadi US$ 1.429,1.

Secara teknikal, harga emas berpotensi tidak melanjutkan kenaikan. SPRD Gold Trust melihat ada aksi ambil untung oleh pelaku pasar. Padahal sebelumnya kerusuhan sipil di Ukraina dan Thailand baru-baru ini memberikan dukunga terhadap pergerakan harga emas.

Data ekonomi AS seharusnya berpengaruh terhadap pergerakan harga emas.  Rilis data penjualan rumah keluarga tunggal di AS naik 9,6% pada Januari hingga tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman mencapai 468 ribu. Angka itu merupakan laju tercepat dalam lebih dari lima tahun dan mengalahkan perkiraan ekonom.


Angka ekonomi yang lebih baik diharapkan mendorong dolar AS dan pasar saham, demikian juga emas. Namun, ketidakpastian ekonomi AS dan kebijakan negara lain juga turut mempengaruhi harga emas.


Selain itu, investor juga menunggu kesaksian pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve Janet Yellen di depan Senate Banking Committee mengenai kebijakan ekonomi dan moneter pada Kamis waktu setempat.

 

Sentimen lain yang mempengaruhi pergerakan harga emas dari pernyataan sejumlah analis mengenai proyeksi harga emas. Beberapa analis pasar memperkirakan harga emas bergerak turun menjadi US$ 1.050 per ounce pada Juli.

 

Namun ada juga yang berpendapat harga emas akan melonjak menjadi US$ 1.500 pada akhir tahun ini didorong permintaan kuat dari India dan China. (Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.