Sukses

Australia Harap RI Dongkrak Investasi di Peternakan Sapi

Pengusaha Australia mengharapkan Indonesia meningkatkan investasinya di lahan peternakannya seiring dibukanya keran ekspor sapi hidup.

Liputan6.com, Sydney Para pimpinan industri Australia berharap Indonesia meningkatkan investasinya di lahan peternakannya seiring dengan dibukanya keran ekspor sapi hidup ke China.

Seperti dikutip dari The West Australian, Jumat (7/3/2014), Presiden Institute Indonesia Ross Taylor dan mantan presiden Graziers Association, Rob Gilliam menyarankan Indonesia untuk segera membeli lahan peternakan di Australia.

Saran ini dipicu pernyataan pengusaha pertambangan Andrew Forrest untuk mengekspor sapi hidup ke China.
Gilliam mengatakan, akses ekspor ke China dapat terbuka dalam jangka panjang dan meningkatkan investasi asing ke daerah peternakan di timur Australia.

Selain itu, kegiatan ekspor tersebut dapat meningkatkan produksi dan juga memperbaiki properti ternak di Australia.

"Kami telah menangkap ketertarikan Indonesia untuk mengakuisisi properti peternakan di Australia Timur dan saya rasa itu dapat terus dikembangkan," ungkap dia.

Indonesia memang tengah mengangkat topik ketahanan pangan sebagai isu utama dalam pembahasan invstasi industri ternak di berbagai negara. Itu lantaran permintaan daging di Indonesia dikhawatirkan melampaui pasokan yang tersedia.

Tahun lalu, divisi daging sapi di Indonesia, Japfa Foods, Santori membeli dua peternakan di Northern Territory di tengah spekulasi adanya peningkatan pembelian daging.

Sementara itu, Taylor mengatakan, Australia dapat menggunakan keahliannya di bidang peternakan untuk membangun kerjasama bisnis dengan Indonesia dan China. Pemerintah Australia berharap kerjasamanya tidak terbatas pada penjualan daging saja.

CEO WA Beef Council Tony Hiscock mengatakan, ini merupakan waktu yang baik untuk industri peternakan Australia. Pasalnya, industri tersebut dapat menjadi "properti" yang hebat.

Untuk diketahui, Indonesia merupakan konsumen ternak Australia terbesar dan diprediksi mengimpor 720 ribu sapi pada 2014. Jumlah tersebut naik dari angka 454.152 ekor tahun lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini