Sukses

Ironis, RI Impor Kedelai dari Negara Miskin

Lahan pertanian yang semakin menyempit dengan produksi kedelai kian menyusut memaksa Indonesia untuk mengimpor bahan pangan tersebut

Liputan6.com, Jakarta Lahan pertanian yang semakin menyempit dengan produksi kedelai kian menyusut memaksa Indonesia untuk mengimpor bahan pangan tersebut guna memenuhi tingginya kebutuhan domestik. Mirisnya, negara ini justru memperoleh pasokan kedelai impor dari salah satu negara miskin, Ethiopia. 
 
Menurut Bank Dunia, pendapatan per kapita masyarakat Ethiopia hanya sebesar US$ 380 pada 2010. Dan negara tersebut sering dilanda bencana kelaparan karena banyak warganya hidup di bawah garis kemiskinan. 
 
Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterima Liputan6.com, Rabu (12/3/2014), menunjukkan, impor kedelai Indonesia dari Ethiopia mencapai US$ 2,58 juta dengan berat 5,92 juta kilogram (kg) sepanjang 2013. Sedangkan total impor kedelai pada tahun lalu menembus US$ 1,10 miliar. 
 
Sedangkan pada Januari 2014, Ethiopia memasok kedelai sebesar US$ 347 ribu dan berat 694 ribu kg dari total impor kedelai senilai US$ 86,11 juta. Dibandingkan impor kedelai dari Ethiopia di Desember 2013 yang sebesar US$ 495 ribu, angka ini mengalami penurunan.  
 
Masih dari data BPS, pengimpor kedelai tertinggi ke Indonesia adalah Amerika Serikat yang pada awal tahun ini mencatatkan nilai impor kedelai sebesar US$ 84,12 juta. Selanjutnya disusul Ukraina dengan nilai impor US$ 783,63 ribu, Malaysia sebesar US$ 759 ribu, Kanada sebesar US$ 102,98 ribu. 
 
Sementara dalam kurun waktu setahun lalu, realisasi pasokan kedelai dari Amerika Serikat sebesar US$ 1,01 miliar, Ukraina sebesar US$ 1,76 juta, Malaysia senilai US$ 14,92 juta, Kanada US$ 2,60 juta dan dari negara lainnya dengan impor US$ 66,59 juta. 
 
Perlu diketahui, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, Adi Lumaksono sebelumnya mengatakan, produksi kedelai berkurang 62,99 ribu ton atau 7,47% menjadi 780,16 ribu ton biji kering kedelai sepanjang 2013 dari realisasi produksi sebelumnya sebesar 843,15 ribu ton.
 
"Luas panen kedelai menyusut sebesar 16,83 ribu ha (2,96%). Ini terjadi karena cuaca kemarau basah maupun konversi lahan sehingga menurunkan total produksinya," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini