Sukses

Perum Perumnas 'Menombok' Rp 15 Miliar/Tahun buat Rusunawa

Perum Perumnas mengaku setiap tahunnya selalu menanggung biaya operasi beberapa rusunawa yang dikelola perusahaan mencapai Rp 15 miliar.

Liputan6.com, Jakarta Perum Perumnas mengaku setiap tahunnya selalu menanggung biaya operasi beberapa rusunawa yang dikelola perusahaan mencapai Rp 15 miliar.

Direktur Utama Perum Perumnas, Himawan Arief Sugoto menyayangkan hal itu karena perusahaan harus menanggung rugi akibat tidak dapat menaikkan harga sewa rusunawa miliknya.

"Satu tahun kita sebenarnya merugi Rp 15 miliaran, itu untuk menyubsidi penghuni, yang paling merugi di rusun Cengkareng dan Kemayoran, yang lain tarif sudah disesuaikan walaupun sedikit," ujar dia di kantor Perum Perumnas, Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Himawan mengaku sulit menyesuaikan biaya sewa mengingat karakteristik penghuni rusunawa milik perusahaan merupakan mereka yang berasal dari masyarakat hasil relokasi.

"Dulu itu penghuninya dari gusuran-gusuran itu, ditempatkan di situ. Ketika kita mau naikin mereka belum mampu, protes, sementara ada gaji, pemeliharaan, itu selalu selisih," jelas dia.

Saat ini, Pemerintah Kota DKI juga memiliki rusunawa di dua wilayah tersebut namun harga sewanya sudah di kisaran Rp 125 ribu per bulan. Sementara milik Perumnas masih ada yang disewakan dengan harga Rp 50 ribu per bulan.

Namun begitu, Hilman mengaku mampu menutupi anggaran subsidi tersebut dengan hasil pendapatan yang bersumber dari proyek-proyek pengembangan perumnas lainnya.

"Boleh rusunawa dibangun tapi untuk temporary, misal untuk orang-orang cacat lah, atau untuk membina lingkungan yang kumuh lah, baru dibangun. Secara bisnis itu tidak mungkin, tapi Alhamdulillah kita mengerjakan proyek-proyek yang bisa menutup kerugian itu," katanya.

Saat ini Perum Perumnas setidaknya memiliki 5000 ruwunawa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang masih disubsidi.

Pada 2013, perum perumnas berhasil memperoleh laba sebesar Rp 94 miliar dengan total pendapatan Rp 1,2 triliun. Pencapaian tersebut tumbuh 15% jika dibandingkan pencapaian laba pada 2012.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini