Sukses

Jokowi Dapat Membawa Rupiah Makin Perkasa?

Investor asing menilai sosok Joko Widodo akan memberikan kemudahan berinvestasi sehingga dapat mendorong nilai tukar rupiah semakin menguat.

Liputan6.com, Jakarta - Demam pencalonan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai presiden Indonesia rupanya meluas sampai ke segala lini, bahkan pada iklim investasi dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Managing Director of Global Market, HSBC Indonesia Ali Setiawan mengatakan, investor-investor asing meyakini jika pria yang akrab disapa Jokowi ini bisa menjadi presiden, nilai tukar rupiah terhadap dolar bisa menguat hingga di bawah Rp 11 ribu.

"Kalau melihat Jokowi bisa jadi pemimpin di negeri ini, mereka (investor) melihat bahwa akan banyak investor bisa masuk ke sini maka yakin pada akhir tahun bisa rupiah bisa menguat di bawah Rp 11 ribu. Saya sendiri juga tidak tahu bagaimana korelasinya," ujar Ali pada paparan HSBC Global Connections Report and Indonesia Economic Outlook 2014 di Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Dia menjelaskan, banyak investor-investor terutama asal Jepang bertanya soal sosok Jokowi, karena menurut investor tersebut banyak proyek-proyek di Jakarta yang dulunya mandek kemudian bisa berjalan.

"Ketika saya bertemu investor Jepang, Jokowi ini ditanyakan terus. Karena banyak proyek di Jakarta yang dihandel Japanesse Agent. Mereka melihat Jokowi sebagai pemimpin tidak neko-neko, cepat menjalankan sesuatu. Sentimen investor kalau Jokowi jadi presiden mereka positif, mereka lebih percaya diri untuk investasi," lanjutnya.

Menurut Ali, calon presiden lain belum terlihat solid dengan investor sehingga sulit menyaingi Jokowi di mata para investor.

"Kalau Jokowi, mereka lihat dia pro invetasi, dia terkenal karena proyek-proyeknya yang terekspose, mereka melihat hasil dari proyek yang dijalankan. Makanya mereka suka dengan Jokowi karena ada kemudahan investasi," kata Ali.

Meski demikian, Ali menilai untuk perkembangan investasi tahun ini, investor masih akan menunggu hasil dari pemilu mendatang dan kebijakan-kebijakan apa yang kiranya akan dikeluarkan oleh pemerintahan yang baru.

"Mereka akan belajar kembali bagaimana policy pemerintah baru, untuk investasi besar-besaran belum terlalu. Mereka lihat perkembangan politik di Indonesia. Bagi investor Jepang khususnya, mereka akan condong invetasi ke sektor infrastruktur seperti water project, pembangkit listrik, tranpotasi, karena untuk elektonik mereka sudah babak belur dengan Korea," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.