Sukses

Harga Tanah Meroket, Proyek Bandara Atas Air Pertama RI Mangkrak

Pemilik tanah menghendaki harga lebih tinggi dibanding yang direncanakan dalam perencanaan pembangunan proyek itu.

Liputan6.com, Jakarta Rencana pengembangan Bandara Udara (Bandara) Achmad Yani, Semarang, dengan membangun terminal atas air pertama di Indonesia masih mandek. Pasalnya, pemilik tanah meminta kenaikan harga hingga empat kali lipat.

Menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I (Persero) itu sudah dibangun sejak tahun lalu. 

"Uangnya sudah ada, desainnya sudah saya setujui, semuanya udah beres, siap dibangun. Dananya triliunan kita siapkan," kata Dahlan di Jakarta, Selasa (25/3/2014).

Kendala pembangunan terminal itu muncul karena lahan proyek itu bukan milik Angkasa Pura I, tapi punya instansi lain. Pemilik tanah, lanjut Dahlan, menghendaki harga lebih tinggi dibanding yang direncanakan dalam perencanaan pembangunan proyek itu.

"Bahkan lebih tingginya 4 kali lipat," jelas dia.

Untuk itu, BUMN di bidang pengelolaan bandara itu harus menghitung ulang biaya investasi karena adanya perubahan harga tersebut. "Karena biaya-biaya yang disiapkan dulu itu menjadi tidak cukup," terangnya.

Corporate Secretary PT Angkasa Pura I Farid Indra Nugraha sebelumnya mengatakan, konsep pembangunan terminal diatas air ini merupakan yang pertama kali di terapkan di Indonesia. Hal ini diharapkan terminal tersebut menjadi ramah terhadap lingkungan.

Dengan 90% lokasi pembangunan berada di atas rawa, proses konstruksi terminal bari ini akan menjadi lebih rumit dibandingkan dengan peluasan di beberapa bandara yang telah dilaksanakan.

"Ini nggak semudah pengembangan di Bali (Bandara Ngurah Rai) dan Surabaya (Bandara Juanda). Pembangunan ini seperti tol Bali yang dibangun di atas laut," jelasnya.

Perluasan bandara yang diperkirakan memakan investasi mencapai Rp 1,5 triliun ini akan menambah kapasitas penumpang mencapai 4 juta orang per tahun. Saat ini, kapasitas penumpang yang bisa ditampung Bandara hanya sebanyak 800 ribu orang dengan jumlah penumpang 3,5 juta orang.

"Kami mau kembangkan sampai 4 juta penumpang. Bandara kalau mau untung malah harus sampai 5 juta," tandasnya.

Baca juga:

Indonesia Bangun Terminal Bandara Pertama di Atas Air

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini