Sukses

Keahlian Pekerja RI Masih Kurang di ASEAN

Keahliaan dan keterampilan pekerja Indonesia masih kurang di delapan bidang profesi yang telah disepakati antar negara ASEAN.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) mengakui ada delapan bidang profesi yang telah disepakati antar negara ASEAN. Profesi ini sudah mengantongi Mutual Recognition Agreement (MRA).

"Ada Insinyur, Perawat, Arsitek, Jasa Medis, Peneliti, Dokter Gigi, Akuntan, dan Jasa Pariwisata. Jadi 8 bidang itu telah memperoleh sertifikasi kompetensi kerja dan saling diakui di ASEAN," ungkap Menteri PPN, Armida Alisjahbana di kantornya, Jakarta, Rabu (26/3/2014).

Sayangnya ketika ditanya mengenai keahlian dan keterampilan dari pekerja Indonesia dalam bidang tersebut, dia menyatakan masih sangat rendah. "Keahlian dan keterampilan pekerja di semua sektor dan bidang profesi kurang," ujar Armida.
 
Hal ini, kata Armida dipengaruhi faktor kurangnya tingkat pendidikan di Indonesia. Dia menyebut, tingkat pendidikan pekerja di Indonesia untuk usia 25 tahun ke atas saja, rata-rata lama sekolahnya 5,8 tahun.

"Sedangkan Malaysia 9,5 tahun, Filipina 8,9 tahun dan Thailand 10,1 tahun. Apalagi dengan Singapura, Indonesia jelas lebih rendah. Inilah yang menggambarkan kesiapan tenaga kerja kita di ASEAN," sambungnya.

Sementara itu, Armida menyebut, dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ada 12 sektor terbuka yang bisa diintegrasikan ke dalam MEA. Sebanyak 12 sektor itu terdiri dari tujuh sektor barang dan lima sektor jasa.

"Sektor jasa, ada transportasi udara, e-ASEAN, pelayanan kesehatan, pariwisata, dan jasa logistik. Sedangkan tujuh sektor perdagangan dan industri adalah produk berbasis pertanian, elektronik, perikanan, karet, tekstil, otomotif dan kayu," jelas Armida.

Namun demikian, dia belum dapat menjawab sektor mana yang lebih unggul dan siap menghadapi MEA dari 12 sektor tersebut. "Tanya Asosiasi saja ya," kata dia.

Armida bilang, jumlah penduduk produktif Indonesia yang cukup besar dapat berimplikasi terhadap perekonomian domestik. Kondisi ini bisa tercapai dengan dorongan daya beli masyarakat dan tingginya konsumsi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.