Sukses

RI Butuh US$ 15,28 Miliar Buat Mendandani Bandara

Investasi bertujuan untuk menampung pertumbuhan penumpang yang ditaksir bakal melesat 70 juta-100 juta orang per tahun.

Liputan6.com, Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menghitung Indonesia membutuhkan investasi untuk pembangunan dan pengembangan seluruh bandar udara (bandara) sekitar US$ 15,28 miliar sekitar (Rp 172,7 triliun) dalam lima tahun ke depan.

Investasi tersebut bertujuan untuk menampung pertumbuhan penumpang yang ditaksir bakal melesat 70 juta-100 juta orang per tahun.

Direktur Pengembangan Public Privat Partnership Bappenas, Bastary Pandji Indra mengatakan, dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019, pemerintah telah merinci kebutuhan anggaran untuk industri penerbangan di Indonesia sebesar US$ 15,28 miliar.

"Investasi itu merupakan hitungan full scenario, sedangkan kebutuhan sendiri mencapai US$ 13,86 miliar atau 91% dan basic scenario senilai US$ 8,4 miliar. Sementara total investasi infrastruktur dalam lima tahun ke depan sekitar US$ 500 miliar," terang dia dalam Diskusi Airport Development in Indonesia, Jakarta, Kamis (3/4/2014).

Lebih jauh dia menyebut, salah satu proyek bandara yang memerlukan pendanaan adalah pembangunan dua bandara internasional di Karawang dan di wilayah Indonesia bagian Timur.

Kata Bastary, Bappenas sudah menghitung investasi untuk pembangunan bandara baru di Medan dan Karawang sekitar Rp 59,9 triliun.

Selain itu, ada proyek pengembangan bandara Internasional Soekarno-Hatta senilai Rp 13,3 triliun, dan pengembangan, konstruksi dan procurement 25 bandara beroperasi oleh PT Angkasa Pura, serta lainnya.

"Jadi nanti skemanya bisa dari investasi swasta, pemerintah dan kami akan dorong keterlibatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) walaupun kapasitasnya masih kecil," ucapnya.

Menurut Bastary, upaya ini dilakukan agar peringkat daya saing bandara Indonesia dapat mengalahkan bandara luar negeri.

Dari data World Economic Forum pada 2013-2014, tingkat daya saing bandara Indonesia di dunia berada di urutan 68. Sedangkan Malaysia dan Thailand menempati ranking 20 dan 34.

"Pada tahun 2021, diperkirakan jumlah penumpang akan mencapai 180 juta orang dengan jumlah Pendapatan Domestik Bruto (PDB) menembus US$ 4 triliun-US$ 4,5 triliun di 2025. Sedangkan pendapatan per kapita kita menyentuh US$ 14.250-US$ 15.500," terang dia.

Mengutip data Bappenas, Bastary mengaku, total investasi infrastruktur pada tahun lalu mencapai Rp 466 triliun. Terdiri dari anggaran pemerintah (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/APBN) untuk infrastruktur tercatat mencapai Rp 196,72 triliun.

Dari sektor swasta sebesar Rp 60,20 triliun, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah senilai Rp 132,36 triliun dan SOE sebesar Rp 77,40 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.