Sukses

Investor Jepang Berebut Kelola Proyek 10 Bandara RI

Bandara-bandara ini telah ditawarkan melalui skema Kerja sama Pemerintah dan Swasta (KPS).

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Indonesia kebanjiran minat dari investor dalam maupun luar negeri yang tertarik mengelola serta mengembangkan 10 bandara di Indonesia.

Bandara-bandara ini telah ditawarkan melalui skema Kerja sama Pemerintah dan Swasta (KPS).

Direktur Kebandarudaraan Kemenhub, Bambang Tjahjono mengaku ada 38 investor atau partisipan yang tertarik mengembangkan 10 bandara di Indonesia. Investor tersebut berasal dari pihak swasta, maskapai penerbangan dan sebagainya.

"Yang tertarik banyak ada Garuda Indonesia, Lion Air. Total ada 38 partispan, diantaranya terdiri dari lembaga pemerintah asing sebanyak 3, lembaga keuangan 5, konsultan 5, investor/operator termasuk maskapai 25," jelasnya di Jakarta, Kamis (3/4/2014).

Dia menyebut, asal investor dari Jepang 13 investor, Uni Emirat 1, Spanyol 2, Singapura 1, dan belasan investor asal Indonesia belasan. "Paling banyak dari Jepang," katanya.

Bambang menambahkan, para investor itu masih harus bersabar untuk bisa masuk berinvestasi di bandara.

Pasalnya, mereka mestu menunggu proses due diligence yang saat ini sedang dilakukan konsultan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

"Setelah dilakukan due diligence ini apakah bandara bankable atau nggak. Kalau bankable bisa diteruskan. Selain itu, nanti akan kelihatan mereka tertarik bandara yang mana, jadi sekarang belum disebut secara spesifik," jelas dia.

Bambang mengatakan, pihaknya sedang fokus untuk menawarkan tiga bandara, yakni Raden Inten II Bandar Lampung, Mutiara Palu dan Labuan Bajo Komodo. Ketiganya telah mendapat tawaran menarik dari investor.

"Yang banyak peminatnya memang bandara Palu dan Labuan Bajo, mungkin karena banyak turis. Labuan Bajo diminati investor Khrisna Grup yang join dengan asing. Lalu bandara Palu oleh Kardek dan Raden Inten II diminati Bakrie dan Angkasa Pura II. Jadi dia juga harus buat proposal," paparnya.

Bambang berharap, proses due diligence bisa rampung 4-5 bulan dari saat ini. "Target kami sebelum akhir tahun ini, tiga bandara itu bisa ditawarkan, sedangkan sisanya tergantung peminat. Pokoknya kami tunggu proposal mereka," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.