Sukses

Harga Cabai Rawit Merah versi Kemendag Belum Semahal Daging

Kemendag mengklaim awal April 2014 harga barang kebutuhan pokok di pasar nasional menunjukkan tren yang positif

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim awal April 2014 harga barang kebutuhan pokok di pasar nasional menunjukkan tren yang positif, di mana harga beberapa komoditas utama masyarakat terpantau stabil dan turun.

“Jika dibandingkan hasil pantauan Ditjen PDN minggu lalu, harga barang kebutuhan pokok pada  awal April ini mengalami tren yang menurun,” kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN)  Kementerian Perdagangan Srie Agustina di Jakarta, Jumat (4/4/2014).

Menurut Srie, stabilnya harga barang kebutuhan pokok pada awal April ini disebabkan pasokan barang kebutuhan pokok ke pasar-pasar relatif cukup karena bulan April dan Mei merupakan bulan panen untuk beberapa komoditas.

Berdasarkan pantauan harian Kemendag, memasuki awal April ini harga mayoritas barang kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, kedelai, daging sapi, daging ayam, telur ayam, cabe merah keriting, cabai merah biasa, bawang merah, dan bawang putih terpantau stabil, hanya harga cabai rawit merah yang mengalami kenaikan sebesar 4,08% (Rp 59.200 per kg) dibanding harga minggu sebelumya.

Kenaikan harga cabai rawit merah terjadi sejak awal bulan Februari 2014 di mana harga tercatat sebesar Rp 43.650 per kg atau naik 14,15% dibanding harga sebulan sebelumnya Rp 38.240 per kg berlanjut sampai dengan saat ini.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam dua bulan terakhir, cabai rawit merah memberikan andil terhadap inflasi masing-masing sebesar 0,03% pada Februari 2014 dan 0,05% di Maret 2014.

Sementara cabai merah keriting dan cabai merah besar tidak berandil terhadap inflasi nasional karena harganya relatif stabil dan menurun di tingkat konsumen.

Kenaikan harga ini dipicu oleh cuaca ekstrim (curah hujan tinggi) yang terjadi selama rentang Januari-Maret 2014 sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas serta tingginya tingkat kerusakan cabai.

Selain itu, lebatnya hujan abu vulkanik akibat besarnya erupsi Gunung Kelud (kondisi force majeure) yang terjadi pada 13 Februari 2014 lalu turut berdampak pada turunnya produksi cabai rawit merah di beberapa sentra produksi khususnya di Jawa Timur (Blitar, Kediri, dan Malang) serta daerah sentra lainnya di Jawa Tengah (Karanganyar, Wonogiri, Magetan,
Boyolali, dan Magelang).
 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini