Sukses

Kelebihan Kapasitas, Bandara Soetta Tak Layak Raih Penghargaan

Kementerian Perhubungan mengkritik laporan Skytrax soal bandara internasional Soekano Hatta masuk lima besar dalam peningkatan pelayanan.

Liputan6.com, Jakarta Prestasi Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) yang berhasil menempati ranking empat dalam jajaran bandara dengan peningkatan pelayanan terbaik di dunia menuai kritikan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Kementerian ini justru mempertanyakan hasil laporan Skytrax karena Soetta dianggap sudah kelebihan kapasitas sehingga perlu dibenahi.

"Aneh, coba tanya Skytrax. Wong masih jelek begitu. Kalau saya mah, saya nggak kasih (penghargaan)," kata Direktur Kebandarudaraan Kemenhub, Bambang Tjahjono kepada Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (6/4/2014).

Lebih lanjut dia menjelaskan, jumlah penumpang di bandara pinggiran Jakarta ini sudah melebihi kapasitas. Setiap tahun, Soetta menampung sekitar 60 juta orang saat ini, sementara kapasitas hanya 22 juta penumpang.

"Dari segi kenyamanan per meter persegi saja sudah tidak terpenuhi. (Bandara) itu harus dibangun supaya bisa memenuhi standar internasional di mana satu penumpang perlu 17 meter persegi dan domestik 14 meter persegi," cetusnya.

Bambang memperkirakan, pengembangan bandara Soetta untuk bisa memenuhi kapasitas penumpang hingga 60 juta orang atau lebih membutuhkan investasi puluhan triliun rupiah.

Dana tersebut digunakan untuk membangun kembali landasan pacu (runway), terminal dan lainnya.

"Hitungan sementara pengembangan Soetta beberapa tahun ke depan sekitar Rp 30 triliun untuk bangun runway, taxiway, terminal dan sebagainya. Tahap pertama bangun terminal saja sudah Rp 4 triliun dan ingin lagi bangun runway. Sekarang lagi coba membebaskan lahan dulu," tutur Bambang.

Dia menilai, saat ini Soetta belum masuk dalam bandara ideal berskala internasional seiring dengan pertumbuhan jumlah penumpang transportasi udara setiap tahun.

"Di 2020, penumpang bisa jadi 70 juta orang dan tembus 100 juta orang di 2030. Jadi harus ada bandara lain, masa satu titik ditimpal ratusan juta penumpang," tegas Bambang.

Oleh sebab itu, dia mendesak supaya rencana pembangunan bandara di Karawang, Jawa Barat segera terealisasi untuk mengurai kepadatan penumpang dan trafik di bandara Soetta.

"Mudah-mudahan yang menyangkut urusan tata ruang rencana pembangunan bandara Karawang bisa selesai tahun ini. Kalau tidak, harus ada alternatif cari lokasi lain karena lokasi terbaik memang di Karawang," tandas Bambang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini