Sukses

Desain Mobil Murah Diusul 'Sensitif' jika Pakai BBM Subsidi

Kemenkeu mendesak Kementerian Perindustrian mencari solusi cepat supaya penggunaan mobil murah tak membuat BBM subsidi membengkak.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mendesak Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencari solusi cepat supaya penggunaan mobil murah dan ramah lingkungan (low cost and green car/LCGC) tak berdampak terhadap pembengkakan kuota bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Salah satunya melalui perubahan desain mesin mobil murah.

Menurut Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Bambang Brodjonegoro, pembatasan konsumsi BBM subsidi dapat dilakukan dengan cara merubah mesin mobil murah agar lebih sensitif menenggak premium.

"Jangka pendeknya mesin harus lebih sensitif terhadap penggunaan RON di bawah 90. Tapi nggak harus mati atau langsung rusak, yang penting orang langsung merasakan bedanya. Kalau dalam jangka pendek orang nggak merasa beda, dia tenang-tenang saja," jelasnya di Jakarta, seperti ditulis Selasa (8/4/2014).   

Upaya ini, tambah Bambang, harus direalisasikan untuk menjaga kuota BBM subsidi tahun ini agar tidak jebol.

Hingga akhir 2014, pemerintah mematok volume konsumsi BBM subsidi sebanyak 48 juta kiloliter (kl).

"Kami minta action dari Kementerian Perindustrian, apapun caranya. Silahkan mereka pikir dari segi teknologi yang memungkinkan. Dari kami pokoknya jangan sampai subsidi BBM jebol," tegas dia.

Sementara usulan penggantian selang BBM atau nozzle, kata Bambang, membutuhkan waktu cukup lama.

"Karena PT Pertamina (Persero) harus merogoh investasi untuk mendirikan pompa bensin dan penyesuaian kendaraan LCGC. Jadi butuh waktu," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini