Sukses

BI Bakal Pamer Ekonomi RI di Depan 20 Pemimpin Negara Besar Dunia

Bank Indonesia (BI) telah mengagendakan beberapa hal dalam pertemuan G20 yang rencananya akan berlangsung di Australia pada November 2014.

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) telah mengagendakan beberapa hal dalam pertemuan G20 yang rencananya akan berlangsung di Australia pada November 2014.

Paling penting, Bank Sentral bakal menyampaikan secara spesifik kondisi perekonomian Indonesia kepada para pemimpin negara-negara besar dunia.

Gubernur BI, Agus Martowardojo mengungkapkan, dalam ajang G20 akan ada pembahasan mengenai perkembangan ekonomi dunia terkini terkait regulasi keuangan, arsitektur keuangan, pembiayaan investasi yang merupakan agenda andalan di pertemuan skala internasional itu.

"Kami akan sampaikan tentang bagaimana koordinasi dengan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam merespon dan menjaga stabilitas sistem keuangan sehingga kita bisa melewati tahun lalu dan di tahun ini kondisinya lebih baik dibanding rata-rata negara lain," papar dia di Jakarta, seperti ditulis Selasa (8/4/2014).

Di samping itu, Agus menjelaskan, pihaknya dan International Moneter Fund (IMF) akan membahas mengenai rencana penambahan modal di tahun ini untuk mendukung kesehatan keuangan negara yang membutuhkan termasuk Ukraina dan sebagainya.

Lanjutnya, isu krusial lain adalah terkait kondisi Amerika Serikat (AS) paska penyelesaian pengurangan likuiditas (tapering off).

"Apakah setelah enam bulan kita akan mendengar adanya peningkatan interest rate?. Kita ingin punya pemahaman lebih dalam setelah tapering selesai," ucap dia.

Negara-negara G20, tambah Agus, juga akan berkutat pada isu terhangat soal perlambatan ekonomi di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) alias China. Pasalnya, kondisi tersebut akan berdampak terhadap ekspor Indonesia, terutama pasar komoditas.

"Harga komoditas mengalami pembaikan meski tidak sebaik yang diperkirakan di awal sehingga imbasnya ke ekspor kita. Tentunya kita konsen menjaga pertumbuhan ekonomi kita, menurunkan laju inflasi sesuai target dan menyehatkan defisit transaksi berjalan kita," jelas dia.

Agus optimistis, defisit transaksi berjalan Indonesia masih akan di bawah level 3% terhadap PDB pada tahun ini.

"Ini menunjukkan sesuatu yang baik walaupun di kuartal II defisit akan naik karena musiman, tapi di akhir tahun bisa 3%," tutup dia enggan memprediksi suku bunga acuan (BI Rate).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.