Sukses

Ini Tantangan BUMN Garap Tol Listrik 1.000 Km di Sumatera

Proyek senilai Rp 10 triliun tersebut akan melibatkan setidaknya empat provinsi dan 20 kabupaten di Pulau Sumatera.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mencanangkan akan membangun transmisi listrik ekstra tinggi 500 kilovolt (kV) atau jalan tol listrik di sepanjang jalur Sumatera.

Namun untuk membangun kabel listrik sepanjang 1.000 kilometer (km) tidaklah mudah karena harus melewati gunung dan hutan lindung. Menurut Menteri BUMN Dahlan Iskan,  hal itu akan menjadi tantangan tersendiri yang harus dipecahkan konsorsium BUMN Karya yang ditugaskan membangun transmisi ini.

"Proyek yang dulu kan bentangan kawat harus lewat sini, tidak peduli boleh tidak lewat situ. Proyek kali ini nanti mungkin tidak begitu. Boleh tidak lewat sini, kalau tidak kita belokkan," papar Dahlan seperti yang ditulis, Minggu (13/4/2014).

Untuk itu, Dahlan mengaku akan secara langsung terjun ke lapangan untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah demi kelancaran proyek tersebut. Bahkan Dahlan menjadwalkan setiap dua minggu sekali akan menggelar rapat dengan beberapa pemerintah daerah.

Pasalnya, proyek senilai  Rp 10 triliun tersebut akan melibatkan setidaknya empat provinsi dan 20 kabupaten di Pulau Sumatera. Rencana konsorsium BUMN Karya bersama dengan pemerintah daerah dipimpin Dahlan akan mulai melakukan survei mengenai jalur yang akan dilewati transimisi tersebut.

"Mulai minggu depan sudah dilakukan survei jalur yang melibatkan pemda, dulu tidak pernah melibatkan pemda, jadi lama. Dalam tiga bulan survei harus sudah selsaai, untuk kemudian menghitung total investasi sebenarnya," jelas Dahlan.

Demi melancarkan proyek itu,  Dahlan meminta kepada pemda yang terlibat untuk menjadi pemegang saham. Hal ini tentu sangat menguntungkan, karena pemda akan mendapat pendapatan tetap. Namun sayangnya berapa porsi pemerintah daerah, Dahlan belum bisa memastikannya.

"Nanti setelah survei lapangan, kalau lurus kan pendek dan lebih murah. Jika dibelokkan jadinya lebih mahal. Nanti itu tergantung beloknya berapa, baru dinilai, baru dinilai porsi pemda berapa," pungkas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini