Sukses

Bank Islam Malaysia Berambisi Masuk Pasar RI

Bank Islam Malaysia Berhad (Bhd) masih berminat menjajaki perbankan syariah di Indonesia mengingat potensi bisnis besar.

Liputan6.com, Kuala Lumpur Bank Islam Malaysia Berhad (Bhd) masih terus berusaha mewujudkan minatnya menjajaki pasar perbankan syariah di Indonesia meskipun upaya penetrasi sebelumnya menemukan jalan buntu.

Seperti dikutip dari The Sun Daily, Senin (14/4/2014), Direktur Pelaksana Bank Islam Datuk Seri Zukri Samat mengatakan, Indonesia memiliki prospek yang sangat luar biasa. Potensi itu mengingat baru sedikit  penduduk yang menerima layanan sektor perbankan syariah dari total populasi sebanyak 240 juta jiwa.

"Penetrasi perbankan syariah di Indonesia masih sekitar 3%-4%, sementara di Malaysia sudah mencapai 23%-24%. Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia tapi penetrasi perbankan syariah masih sangat rendah. Artinya banyak peluang bisnis di sana," ungkap Zukri.

Dia mengatakan, rendahnya penetrasi perbankan syariah membuat sektor tersebut dapat mengalami pertumbuhan tahunan yang cepat antara 30% hingga 40%. Zukri mengatakan, jumlah penduduk kelas menengah yang terus meningkat juga menjadi potensi tersendiri bagi Indonesia.

"Saya juga menerima informasi bahwa pada 2015, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia dapat meningkat hingga 30 juta-40 juta jiwa. Angka itu jauh lebih besar dari jumlah populasi Malaysia," ungkap Zukri.

Meski demikian, dia menjelaskan, sistem perundang-undangan dan valuasi perusahaan masih menjadi tantangan tersendiri bagi Bank Islam untuk memasuki pasar Indonesia.

Zukri mengatakan, Indonesia membatasi kepemilikan saham asing menjadi 40% saja dibandingkan 99% sebelumnya. Lebih dari itu, pihak asing yang berminat berinvestasi di Indonesia harus terganjal valuasi bank yang membuatnya menjadi lebih mahal.

Namun jika Bank Islam memperoleh harga yang layak, para peminat harus memperhitungkan risiko perubahan regulasi untuk bergabung di pasar Indonesia. Sejauh ini, pihaknya belum terlibat diskusi dengan pihak manapun di Indonesia.

"Kami masih terus mencoba tapi sampai sekarang kami belum menemukan pihak yang tepat untuk bekerjasama," ujar Zukri.

Sebelumnya, Bank Islam telah dua kali mencoba namun gagal. Salah satunya upaya mengakuisisi Bank Muamalat pada 2012 yang gagal.

Dengan begitu, Bank Islam masih berupaya menguatkan fondasinya dengan membangun 150 cabang hingga 2015.

"Kami rasa, 150 cabang cukup ideal untuk Bank Islam, kami akan terus berupaya memperluas bisnis kami," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.