Sukses

Krisis Ukraina Bisa Bikin Ekonomi Rusia Tidak Tumbuh

Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengakui kemungkinan perekonomian negaranya tidak mengalami pertumbuhan sama sekali tahun ini

Liputan6.com, Moskow Konflik yang kian memanas di Ukraina ternyata terus berdampak negatif bagi perekonomian Rusia. Bahkan Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengakui kemungkinan perekonomian negaranya tidak mengalami pertumbuhan sama sekali tahun ini karena krisis Ukraina.

Seperti dikutip dari BBC News, Rabu (16/4/2015), Siluanov bahkan mengatakan, perekonomian Rusia menghadapi kondisi paling sulit sejak krisis 2008. Terlihat, dana asing yang mengalir keluar dari Asia telah mencapai US$ 63 miliar pada kuartal-I 2014.

Perebutan Crimea ke tangah Rusia juga ternyata meningkatkan pengeluaran negara. "Pertumbuhan produk domestik bruto Rusia diprediksi sangat rendah mungkin 0,5%. Atau bisa jadi sekitar 0%," ungkap dia.

Dia menerangkan, dana asing yang terus mengalir ke luar dipicu ketidakstabilan geopolitik. Sementara para investor memandang Rusia yang menyebabkan krisis di Ukraina dan terus mengirimkan tekanan ke negara tersebut.

Sementara dana asing yang mengalir keluar merupakan hasil konversi rubel pada mata uang negara lain. Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut juga berkaitan dengan ekspor energi dan perekonomian yang dibutuhkan untuk modernisasi.

"Dana asing yang terus mengalir ke luar mengurangi peluang investasi ekonomi dan menciptakan risiko anggaran tidak berimbang. alasan utama penarikan dana keluar merupakan ketidakstabilan situasi geopolitik yang terus berkembang," terang dia.

Selama tiga tahun terakhir, Rusia terus mengalami kemerosotan pertumbuhan ekonomi dari 4,3% pada 2011 hingga 1,3% pada 2013.

Meski ekonominya tengah goyah, Perdana Menteri Dmitry Medvedev justru mengumumkan akan memberikan kenaikan gaji dan dana pensiun bagi penduduk Crimea. Dia juga berjanji akan memberikan kucuran dana untuk membangun infrastruktur di sana.

Siluanov menyangkal pengumuman tersebut dengan mengatakan Medvedev sama sekali tidak pernah melakukan analisa kebutuhan Criema dan Sevastopol.

Sementara itu, Medvedev tetap bersikukuh dengan mengatakan krisis Ukraina hanya bersifat sementara dan tak akan merusak perekonomian Rusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.