Sukses

BTN Dicaplok, Karyawan Takut di PHK

Rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri menimbulkan kekhawatiran terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran.

Liputan6.com, Jakarta - Rencana akuisisi PT Bank Tabungan Negara (Tbk) oleh PT Bank Mandiri Tbk menimbulkan kekhawatiran terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran. Sebab, aksi korporasi tersebut selalu diiringi dengan efisiensi termasuk pegawai.

Menurut Ketua Umum Serikat Pekerja BTN, Satya Wijayantara, keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan yang memerintahkan Bank Mandiri mengambil alih BTN akan menghilangkan eksistensi BTN dan membawa pengaruh terganggunya iklim bekerja di perusahaan serta PHK.

"Ya pasti akan berdampak kepada proses PHK dalam skala besar, mengingat akuisisi selalu diiringi dengan efisiensi yang memunculkan program rasionalisasi pegawai. Aksi ini telah menjadi beban nasional berupa PHK atas warga negara dalam status terdidik," tutur Satya kepada wartawan di Kantor Pusat BTN, Jakarta, Minggu (20/4/2014).

Dalam kesempatan yang sama, Penasehat BTN sejak 1990 hingga sekarang ini, Rizal Ramli mengaku, pegawai BTN mengalami kecemasan timbulnya PHK.

"Karena langkah ini tidak tepat mengingat BTN mempunyai sejarah yang cukup panjang, termasuk dalam membuka lapangan pekerjaan sebagai bank  perumahan rakyat pertama di Indonesia," ujar Mantan Menteri Koordinator Perekonomian itu.

Sementara salah seorang pegawai BTN, Bias Priwastuti yang bekerja sebagai Commersial Funding Head Kantor Cabang Yogyakarta ini mengaku khawatir dengan kemungkinan terjadinya PHK.

"Khawatir kehilangan pekerjaan pasti ada, wong bank sudah sehat kok dicaplok. Apalagi kalau akuisisi terjadi, nggak ada jaminan kontrak kerja antara Bank Mandiri dan BTN. Makanya kami menolak akuisisi," keluh Bias.

Dia menuturkan, tak rela bila BTN harus jatuh ke tangan Bank Mandiri. Bias menilai, Bank Mandiri hanya mencari cara instan untuk memperbesar asetnya dan menggapai ambisi terus ekspansi di pentas dunia.

"Ya nggak rela, coba kalau kami punya sesuatu lalu diambil itu rasanya sedih. Apalagi Bank Mandiri dan BTN berbeda bisnisnya. Nanti program pemerintah untuk membiayai perumahan rakyat malah lebih panjang prosesnya, sedangkan Bank Mandiri fokus pada korporasi," terang dia.

Bias mengimbau, agar Bank Mandiri dapat segera menghentikan langkahnya untuk mengambil alih saham BTN. "Kami akan terus menolak sampai kapanpun," cetus dia yang jauh-jauh datang dari Yogyakarta ke Kantor Pusat BTN, Jakarta untuk aksi Bela BTN.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.