Sukses

Karya Seni pun Jadi Alternatif Investasi Orang Kaya

Liputan6.com, Hong Kong - Saat ini investor kaya mencari diversifikasi investasi di luar saham dan obligasi. Kini mereka beralih untuk berinvestasi di karya seni.

Dana investasi ditempatkan untuk membeli karya seni, lalu menjualnya dengan harga tinggi. Dari penjualan itu dapat memperoleh keuntungan besar. Pertumbuhan investasi di karya seni ini telah membantu memecahkan rekor untuk menjualan seni internasional yang mencapai US$ 66 miliar pada 2013.

Ide berinvestasi di karya seni itu telah diikuti oleh para orang kaya dan kelompok lainnya yang menyukai koleksi barang-barang mewah. Investasi di karya seni itu telah dilakukan setelah krisis keuangan global.

"Orang-orang akan mencari daerah baru untuk berinvestasi dan salah satunya lewat seni. Ini membuat uang orang semakin berkembang," tutur Jon Reade, Co-Founder Art Futures Group, seperti dikutip dari CNNMoney, Minggu (20/4/2014).

Seperti saham, Fund Manager akan membeli sebuah karya seni mungkin dari artis dan seniman pendatang baru. Selain itu, dana investasi juga dapat membeli untuk karya seni dari seniman "blue-chip"/unggulan. Para seniman top ini dapat menawarkan imbal hasil besar.

Untuk memilih  karya seni itu  biasanya fokus pada seni di daerah tertentu, periode gaya, media tertentu seperti fotografi. Lalu strategi lain untuk membeli karya seni dengan membeli dalam jumlah besar dari galeri dan seniman mendekati kebangkrutan. Langkah ini juga dapat membantu meningkatkan nilai.

Hampir sama seperti saham dan emas, fund manager juga mencoba untuk memprediksi kapan sebuah karya tertentu akan mencapai puncaknya. Untuk hal itu, para fund manager akan melacak berbagai indikator dari rumah lelang, kurator dan galeri yang dapat memberikan informasi mengenai tren.

Bagi seseorang berminat untuk investasi karya seni memang harus merogoh kocek lebih dalam. Berdasarkan investasi minumum di Fine Art Fund Group London sebesar US$ 500 ribu-US$ 1 juta per investor.

"Ini adalah ambang batas yang sangat signifikan sehingga investasi ini murni untuk high net work dan investor institusi," ujar CEO London Fine Art Fund Group, Philip Hoffman.

Menurut data Art Fund Association, investasi di karya seni ini relatif baru. Total aset sekitar US$ 2 miliar di seluruh dunia. Jumlah ini masih kecil dibandingkan dengan industri hedge fund mencapai US$ 2,6 triliun.

Namun investasi di karya seni ini diharapkan meningkat. Peningkatan permintaan investasi seni ini diharapkan berasal dari Asia terutama China. Menurut laporan Deloitte, permintaan dari China mendorong dana di pasar seni rupa tumbuh 69% pada 2012.

Investasi di karya seni menarik bagi China karena pilihan investasi terbatas di dalam negeri. Selain itu, investasi di karya seni menjanjikan keuntungan besar.

"Pasar seni kontemporer China telah memperoleh keuntungan sekitar 15% setiap dalam tahun dalam dekade terakhir. Sementara saham sebagian besar datar," ujar Professor New York University, Jianping Mei.

Meski demikian, sejumlah kritikus menilai, kurangnya regulasi dan pasar buram membuat seni salah satu pilihan investasi yang paling berisiko di luar sana. Beberapa bahkan menuduh wealth management mengekploitasi kurangnya transparansi untuk menawarkan karya dan seniman tertentu untuk meningkatkan nilai mereka.

Selain itu, karya seni juga tidak begitu likuid atau sulit dicairkan sebagai aset, tak seperti saham dan obligasi. Namun sejumlah pihak menilai, karakteristik seni ini membuat seni adalah investasi yang luar biasa dan bermanfaat.


 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini