Sukses

Menteri Bappenas Heran Jika RI Disebut Negara Terpuruk

Beberapa kalangan di dunia internasional memandang Indonesia gagal dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - Pelemahan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS sepanjang tahun 2013 yang ikut melemahkan ekspor Indonesia menjadikan beberapa kalangan di dunia internasional memandang Indonesia gagal dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Bahkan gagalnya Indonesia dalam menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 6% tersebut dipandang beberapa orang membuat negara ini masuk salah satu negara terpuruk di dunia.

Mendengar isu tersebut, Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengaku heran dengan pendangan beberapa orang tersebut.

"Jadi jangan percaya Indonesia itu ada yang mengatakan salah satu negara buruk di dunia, kok bisa gitu lho," tegas dia seraya geleng-geleng kepala di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (21/4/2014).

Armida menjelaskan meski pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2013 sebesar 5,8%, justru membuat Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia.

Bertolak belakang dengan anggapan beberapa kalangan di dunia internasional tersebut, Armida justru menjelaskan bahwa Indonesia saat ini adalah salah satu negara yang dihormati di seluruh dunia.

"Semua orang bilang, Indonesia di dunia Internasional itu sangat dihormati, jadi tidak ngerti ada yang ngomong seperti itu, terutama karena Pak Presiden sekarang, yang selalu datang ke forum internasional, mengatakan pendapatnya, dan lain-lain," papar dia.

Dia mencontohkan, salah satu hal mengapa Indonesia disegani dunia internasional dengan terselenggaranya event kelas dunia di Indonesia, mulai dari Climate Change di Bali pada tahun 2007 hingga Asia Pasific Economic Co-operation (APEC) pada 2013.

"Lalu kelebihan Indonesia itu biasanya apa yang menjadi keputusan langsung kongkret, tidak nunggu-nunggu lagi. Misalnya Indonesia komit mengurangi gas emisi berapa persen, itu langsung komit, hal itu dikoordinasikan ke Bappenas, dan akhirnya langsung diterapkan ke beberapa daerah, itu kongkrit, itu yang menyebabkan dihormati," pungkas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini