Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menggiatkan restrukturisasi mesin bagi industri tekstil. Restrukturasasi ini ditargetkan mampu meningkatkan efisiensi industri sehingga mendorong daya saing industri tekstil dalam negeri.
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kemenperin Harjanto, mengatakan restrukturisasi mesin bisa berpengaruh kepada banyak hal seperti penghematan penggunaan listrik dan air sesuai dengan tren yang berkembang pada lingkup global yaitu ramah lingkungan.
"Produktivitasnya bisa naik 14%-20%, dari sisi energi lebih efisien 2%-7%. Jadi tidak hanya mencapai pasar ekspor tapi kita juga melakukan banyak penghematan dan penyerapan tenaga kerja," ujarnya di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (23/4/2014).
Advertisement
Dia menjelaskan, Kemenperin akan menyiapkan anggaran restrukturisasi mesin sebesar Rp 12 miliar. Namun dana tersebut bukan hanya untuk industri tekstil, tetapi juga untuk industri alas kaki.
Harjonto mengakui, saat ini mesin-mesin industri dalam negeri masih banyak bergantung pada produk impor. Namun pemerintah telah melakukan upaya agar ada investor bidang permesinan yang mau membangun pabriknya di Indonesia.
"Pak Menteri MS Hidayat di dalam pertemuan dengan pemerintah Jepang telah mendorong untuk melakukan investasi di Indonesia," lanjutnya.
Dengan restrukturisasi permesinan, Kemenperin juga berharap akan terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja pada industri tekstil sebesar 118 ribu jiwa dari total tenaga kerja saat ini yang sebesar 1,5 juta jiwa.
"Biar bagaimanapun industri ini tidak lepas dari tenaga kerja. Dengan peningkatan mekanisasi permesinan maka akan ada pertumbuhan produksi dan ekspansi, maka jumlah tenaga kerja yang diperlukan juga akan bertambah," tandasnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.