Sukses

Ditimpa 300 Bencana Setiap Tahun, Warga RI Bisa Melarat?

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia menyatakan, guncangan bencana dan krisis ekonomi dapat menjerumuskan rumah tangga atau seseorang berada di bawah garis kemiskinan tanpa mampu bangkit kembali.

Dalam hal ini, perlu pengelolaan risiko secara bertanggung jawab dan efektif sehingga mampu menghindari kemerosotan ekonomi, mencegah kemunduran pembangunan dan mendorong pemanfaatan peluang.

Acting Country Director for the World Bank Christobal Ridao Cano, mengungkapkan, perlu kerja sama untuk memberantas kemiskinan yang menjadi momok bagi negara-negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia.

"Indonesia selalu menghadapi sekitar 300 bencana setiap tahun, baik yang disebabkan karena ulah manusia maupun alam," ujarnya saat melaporkan World Development Report bertajuk Risiko dan Peluang: Mengelola Risiko untuk Pembangunan di Jakarta, Kamis (24/4/2014).

Indonesia, tambahnya, pernah dihantam badai krisis ekonomi asia pada 2008-2009 dan krisis keuangan dunia di 1998.  "Krisis ini berdampak terhadap warga miskin di negara ini, mengingat 40% dari populasi Indonesia masuk kategori miskin atau rentan miskin," jelas Cano.

Namun pemerintah Indonesia, sambungnya, telah melakukan upaya keras sehingga bisa keluar dari gejolak pasar keuangan yang terjadi sejak pertengahan tahun lalu. "Ada beberapa kunci manajemen risiko yang sudah direalisasikan pemerintah," ucap dia.

Dalam kesempatan yang sama, Perwakilan dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Suahasil Nazara mengungkapkan, pihaknya bersama pemerintah telah banyak mendiskusikan manajemen risiko untuk menanggulangi bencana dan kemiskinan di negara ini.

"Kami berevolusi sejak krisis ekonomi 1998 dengan penggunaan tiga kluster. Kluster pertama tentang rumah tangga, yakni memberikan bantuan sosial berupa beras miskin (raskin) dan dilanjutkan dengan Program Keluarga Harapan (PKH) yang menyasar rumah tangga miskin," terang dia.

Kluster kedua, kata Suahasil, menerapkan pembangunan yang didorong komunitas guna mengurangi risiko umum. Serta kluster ketiga, pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) untuk menaikkan pendapatan masyarakat.

"Pemerintah juga konsen mengatasi risiko di bidang kesehatan. Di mana setengah dari penduduk Indonesia saat ini sudah tercover jaminan kesehatan dan ditargetkan seluruh penduduk sudah memperolehan jaminan tersebut pada 2020," pungkas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini