Sukses

Ketegangan Rusia dan Ukraina Meningkat, Bursa Asia Tertekan

Bursa saham Asia bergerak melemah menjelang akhir pekan ini seiring ketegangan antara Rusia dan Ukraina meningkat.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia melemah pada hari kedua dengan indeks saham acuan regional menuju ke level terendah seiring yen menguat sehingga meredupkan prospek bagi eksportir Jepang.

Ketegangan antara Ukraina dan Rusia meningkat juga menambah tekanan ke bursa saham. Pada perdagangan saham menjelang akhir pekan ini, indeks MSCI Asia Pacific melemah 0,1% ke level 138,43 pada pukul 09.02 waktu Tokyo. Indeks saham ini menuru penurunan 0,5% dalam pekan ini setelah awal data manufaktur China mengisyaratkan kelemahan terus menerus.

Indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,2% ke level 14.369,72. Lalu indeks saham Jepang Topix bergerak mendatar di level 1.164,56 pada awal perdagangan saham.

Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,2%. Sedangkan bursa saham Australia dan Selandia Baru ditutup untuk liburan.

"Kekhawatiran terhadap ekonomi China melambat semakin meningkat. Ukraina dan China menjadi masalah sejak awal Maret," ujar John Vail, Chief Global Strategist Nikko Asset Management, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (25/4/2014).

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina telah memicu permintaan safe haven. Yen pun bergerak menguat. Selain itu, sentimen lain yang mempengaruhi bursa saham Asia yaitu inflasi Tokyo melonjak terbesar sejak 1992 setekah kenaikan konsumsi yang mulai berlaku pada 1 April.

Bursa saham Asia juga masih tertekan ketegangan Rusia dengan Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Ukraina untuk melanjutkan serangan. Militer Rusia pun memulai latihan baru di perbatasan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.