Sukses

Menlu AS Ancam Tambahan Sanksi Ekonomi Buat Rusia

Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyatakan akan memberikan sanksi ekonomi lanjutan bagi Rusia jika pemerintahnya masih menganggu Ukraina

Liputan6.com, Washington - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry menyatakan akan memberikan sanksi ekonomi tambahan bagi Rusia jika pemerintahnya masih terus mengganggu Ukraina.

Sebelumnya, AS bersama dengan Eropa telah memberlakukan larangan visa bagi sejumlah pengusaha Rusia dan melakukan pembekuan aset.

"Itu bukan hanya jadi kesalahan besar, tapi akan menjadi kesalahan mahal yang harus dibayar Rusia," tegas Kerry yang geram dengan tindakan Rusia menjajah Ukraina seperti dikutip dari CNBC, Jumat (25/4/2014).

Rusia sebelumnya telah melanggar kesepakatan Jenewa di mana pihaknya berjanji tidak akan lagi menekan Ukraina. Kerry menegaskan, setiap pihak harus memegang janjinya termasuk Rusia.

"Realistis saja. Perjanjian Jenewa bukan untuk diterjemahkan. Tapi sejauh ini hanya satu pihak yang menepati janjinya," ungkap Kerry.

Pernyataan Kerry tersebut dilayangkan sepekan setelah para pemimpin dunia bertemu di Jenewa dan sepakat untuk membuat konflik di Ukraina mereda. Rusia dinilai tidak mengambil langkah cepat untuk mengatasi dan menepati janjinya.

"Ukraina langsung mengambil langkah-lankah konkrit untuk bergerak maju dan cepat beberapa minggu sebelumnya tapi itu tidak dilakukan Rusia. Kondisi tersebut mendorong resolusi diplomatis Jenewa dilanggar, mereka seharusnya secara konsisten meredakan konflik di sana," tutur dia.

Seperti diketahui, tenaga militer Ukraina tercatat membunuh lima warganya yang mendukung Rusia saat menutuh gerakan sparatis yang kuat dari bagian timur. Sementara itu, pemerintah Rusia meluncurkan sejumlah tentara di dekat perbatasan sebagaibentuk tanggapannya.

Sementara di bawah perjanjian Jenewa pekan lalu, kelompok bersenjata ilegal di Ukraina harus diamankan dan dipulangkan ke rumah masing-masing. Sejauh ini, AS dan Eropa telah memberlakukan larangan penggunaan visa dan pembekuan aset pada sejumlah penduduk Rusia setelah Crimea direbut dari Ukraina pekan lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.