Sukses

Kopi Mandailing Sumatera Jadi Inspirasi Specialty Coffee

Pameran specialty coffee terbesar di Amerika Serikat, Specialty Coffee Association of America (SCAA) ke-26, resmi dibuka di Washington.

Liputan6.com, Jakarta - Pameran specialty coffee terbesar di Amerika Serikat, Specialty Coffee  Association of America (SCAA) ke-26, resmi dibuka pada Kamis (24/4/2014) di Washington Convention Center, Seattle, Amerika Serikat (AS).

Erna Knutsen, pencetus pertama terminologi 'specialty coffee', yang hadir pada acara pembukaan  mengatakan kepada ribuan peserta dan buyers pameran SCAA bahwa kopi Sumatera Mandailing merupakan kopi favoritnya. Erna Knutsen adalah penerima “Life Achievement Award” dari SCAA pada malam pembukaan kemarin.

Menurut Atase Perdagangan Washington D.C., Ni Made Ayu Marthini dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/4/2014), kopi Sumatera Mandailing ternyata menjadi sumber inspirasi bagi Erna Knutsen pada saat mencetuskan specialty coffee.

Bagi  dunia perkopian, Erna Knutsen adalah tokoh legendaris dan pendiri Knutsen Coffee Ltd. Wanita  berumur 92 tahun ini memperkenalkan terminologi specialty coffee pertama kali pada tahun 1974 di  Tea and Coffee Trade Journal (knutsencoffee.com).

“Sudah sepantasnya specialty coffee Indonesia  mendapat perhatian lebih di dunia perkopian internasional," imbuh Made.

Pada pameran ini di Paviliun Remarkable Indonesia menghadirkan setidaknya 34 jenis specialty coffee dari 6 pulau,  yaitu Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, Flores, dan Papua.

"Specialty coffee Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Misalnya, cara pemrosesan tradisional yang dikenal dengan nama wet hulling (giling basah) yang menjadikan warna biji kopi Indonesia kebiruan. Kemudian specialty coffee Indonesia juga kaya akan rasa. Masing-masing daerah memiliki karakteristik rasa, seperti rasa buah-buahan, coklat, tembakau, dan rasa keasamannya juga beragam seperti rasa wine dan butter," jelas Syafrudin, perwakilan Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) yang turut hadir pada pameran ini.

Syarifudin menambahkan bahwa specialty coffee Indonesia memiliki variasi yang paling banyak di dunia dengan kualitas yang tinggi. "Setidaknya Indonesia memiliki enam variasi bibit specialty coffee," ujarnya.

Selain para produsen dan petani kopi, hadir juga Mira Yudhawati, barista Indonesia yang juga merupakan certified Q Grader dan juri resmi dari World Barista Championship (WBC). Kesuksesan Mira menunjukkan bahwa profesi terkait kopi seperti barista cukup menjanjikan.

Bicara mengenai kopi, Mira mengatakan bahwa Indonesia memiliki specialty coffee yang berkualitas dan beragam, namun pengetahuan para petani mengenai kopi harus lebih ditingkatkan supaya mereka dapat mengoptimalkan kualitas kopi dan meningkatkan nilainya.

Duta Besar Republik Indonesia untuk AS, Budi Bowoleksono, turut mengunjungi Paviliun Remarkable  Indonesia.

“Bapak Dubes menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan pengusaha, serta  petani dalam memajukan perkopian Indonesia. Digarisbawahi juga pentingnya peningkatan kesejahteraan petani kopi mengingat permintaan kopi sangat tinggi dan harganya cukup baik. Beliau  meminta agar seluruh pemangku kepentingan di Indonesia dapat bekerja sama melakukan kampanye positif untuk meningkatkan citra kopi Indonesia,” jelas Made Marthini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.