Sukses

Perbankan Australia Kian Pelit Beri Kredit ke RI dan India

Bank-bank di Australia telah memangkas pinjamannya secara signifikan pada Indonesia selama gangguan ekonomi menimpa negara-negara berkembang

Liputan6.com, Sydney - Bank-bank di Australia telah memangkas pinjamannya secara signifikan bagi Indonesia dan India selama gangguan ekonomi menimpa negara-negara berkembang pada tahun lalu. Langkah tersebut menghapuskan dana hingga miliaran dolar dari kedua negara tersebut.

Seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, Selasa (29/4/2014), laporan terbaru menunjukkan, total pinjaman bank Australia pada dua negara tersebut merosot hingga lebih dari 4,7 dolar Australia pada akhir 2013. Kala itu, para investor global mencemaskan negara-negara berkembang yang terlalu bergantung pada modal asing.

Data dari Bank for International Settlements (BIS) menunjukkan, sejumlah bank Australia mengklaim pinjamannya ke India merosot lebih dari 40% atau 3,6 miliar dolar Australia menjadi 5,1 miliar dolar dalam enam bulan terakhir hingga Desember.

Sementara pinjaman bank Australia pada para kreditor di Indonesia juga tercatat merosot 1,1 miliar dolar menjadi 5,2 miliar dolar pada periode yang sama. Langkah tersebut mencerminkan adanya kekhawatiran sejumlah bank di Australia pada negara-negara berkembang.

Meski demikian, BIS menekankan, tren peminjaman dana antar negara berbeda secara signifikan antar negara. Meski bank-bank dari Australia menarik dana pinjamannya dari Indonesia, tapi china justru menerima kucuran kredit hingga 166 miliar dolar dari negara tersebut.

Hasil analisa data BIS oleh ekonom Westpac Huw McKay menunjukkan China sebagai negara yang paling menarik di Asia. Padahal, saat itu banyak dana asing ditarik keluar dari negara-negara di Asia.

"Banyak negara-negara di ASEAN yang menunjukkan perlambatan laju pertumbuhan dana masuk, khususnya Indonesia, India dan Filipina," terang McKay.

Pinjaman dari bank-bank Australia ke Asia menurun drastis seiring dengan meningkatnya kredit ke China. Sejauh ini, China tercatat sebagai rekan dagang yang dominan bagi Australia.

Sejauh ini, tren pelemahan dana pinjaman tersebut disebabkan iklim investasi yang goyah di negara-negara berkembang khususnya yang rentan terhadap suku bunga tinggi.

Indonesia dan India memang tercatat sebagai dua negara yang paling terpuruk akibat penarikan dana keluar secara besar-besaran tersebut.

Keduanya sama-sama mengalami pelemahan mata uang terparah dengan defisit transaksi berjalan yang terus membengkak. Kondisi itu membuatnya semakin bergantung pada modal asing.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.