Sukses

Ekonomi China Bakal Salip Amerika Serikat

Kekuatan daya beli dan biaya hidup mendorong ekonomi China tumbuh besar sehingga dapat menggeser posisi Amerika Serikat.

Liputan6.com, Hong Kong - China akan mengambil alih posisi Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan ekonomi nomor satu di dunia. Hal itu berdasarkan dari studi terbaru dari lembaga  The International Comparison Program yang melibatkan Bank Dunia.

Dari studi itu menunjukkan dari kekuatan daya beli dan perkiraan biaya hidup nyata. Dalam penelitian itu disebutkan, ekonomi China tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Perekonomian China adalah 87% ukuran ekonomi Amerika Serikat (AS) pada 2011. Lalu ekonomi China dan India lebih dari dua kali lipat dibandingkan dari AS.

"Amerika Serikat tetap ekonomi terbesar di dunia, tapi diikuti oleh China ketika diukur menggunakan purchasing power parity (PPP). Ekonomi India sekarang terbesar ketiga di dunia bergerak maju dari Jepang," tulis laporan itu, seperti dikutip dari CNBC, yang ditulis Kamis (1/5/2014).

Pertumbuhan ekonomi cepat itu membuat ekonom untuk mengantisipasi bahwa China yang mencatatkan ekonomi terbesar kedua dunia bakal pindah ke posisi nomor satu dalam beberapa tahun ke depan. Namun hasil penelitian dari ICP ini memang memicu perdebatan kapan ekonomi China dapat menyalip AS.

ICP menyebutkan, produk domestik bruto (PDB) pada tingkat harga nasional dan dalam mata uang nasional tidak dapat dibandingkan. Untuk membandingkannya, ekonomi suatu negara itu harus dilakukan dengan harga umum dan mata uang  bersama. Oleh karena itu, ICP menggunakan purchasing power parity (PPP)/ keseimbangan kemampuan berbelanja untuk menentukan ukuran ekonomi negara tersebut.

Metode ini menghitung sebuah alternatif nilai tukar antar mata uang dari dua negara. PPP mengukur berapa banyak sebuah mata uang dapat membeli dalam pengukuran internasional biasanya dolar karena barang dan jasa memiliki harga berbeda di beberapa negara.

"Tindakan mengambil purchasing power parity cukup rumit, dan banyak asumsi yang masuk. Memang benar China dan India tentu sangat besar dalam ukuran, tetapi purchasing power parity tidak boleh menjadi semua perbandingan internasional. Ketika kita mengukur daya beli internasional dinyatakan dalam dolar, yang penting dalam perdagangan internasional, AS, Eropa dan Jepang terus menjadi ekonomi yang mendominasi dunia," jelas Kepala Riset HSBC, Frederic Neumann.

Namun Neumann menambahkan, penelitian ini memang penting untuk mengingatkan kalau kemajuan cukup pesat terjadi di China dan India.

Meski demikian, Biro Nasional Statistik China menolak kesimpulan itu. Dalam laporannya, biro statistik "menyatakan keberatan" tentang metodologi penelitian itu.

Seperti diketahui, ekonomi China tumbuh menjadi 7,4% pada kuartal I 2014. Namun pertumbuhan ekonomi itu cenderung melambat dibandingkan kuartal IV 2013 yang berada di kisaran 7,7%. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi China terus melebihi ekonomi negara maju.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini