Sukses

Siap-siap! Harga Barang-barang Mewah Bakal Naik

Produsen barang-barang mewah seperti Gucci dan Hermes kini tengah membahas kemungkinan menaikkan harga sejumlah produknya.

Liputan6.com, New York - Bagi para pengagum fashion dan pecinta barang-barang mewah, tampaknya pengeluaran Anda akan semakin besar tahun ini. Pasalnya, produsen barang-barang mewah kini tengah membahas kemungkinan menaikkan harga sejumlah produknya.

Langkah itu diambil demi menghadapi kuatnya guncangan pertukaran nila mata uang dan adanya perubahan kebiasaan belanja masyarakat China.

Seperti dikutip dari CNBC, Selasa (13/5/2014), sejak 2012, harga barang-barang mewah hanya naik 4% per tahunnya. Tapi menurut laporan lembaga riset finansial global, Sanford Bernstein, rata-rata harga barang mewah akan naik hingga 6% tahun ini.

Perusahaan pemilik merek-merek produk berkelas seperti Hermes dan LVMH dapat menaikkan harga jualnya antara 4%-6% pada 2014 . Sementara harga merek lain seperti, Gucci, Prada dan Burberry kemungkinan meningkat 2%-3% akibat menguatnya nilai tukar euro dan pound sterling.

"Perusahaan barang-barang mewah melihat adanya penguatan harga yang cukup potensial. Menaikkan harga merupakan cara untuk melindungi pendapatannya dari goyahnya nilai tukar mata uang dan perubahan permintaan," ujar analis barang mewah senior di Sanford Bernstein, Mario Ortelli.

Meski demikian, perusahaan dengan barang mewahnya mulai dari aksesoris hingga minuman telah diperingkatkan mengenai dampak negatif penguatan mata uang. Desainer Burberry juga mengatakan, penguatan nilai tukar pound sterling dapat mempengaruhi labanya.

Perubahaan kebiasaan belanja para konsumen asal China juga ikut mendorong naik harga-harga barang mewah. Selama beberapa tahun terakhir, penduduk China yang datang ke Eripa untuk membeli barang mewah terus meningkat mengingat pajaknya yang terhitung rendah.

Tapi jumlah kenaikan harga yang lebih tinggi di Eropa dibandingkan di China dapat membuat para konsumen tersebut kabur. Harga barang-barang mewah di Paris naik sekitar 4,2% pada 2012, sementara di Shanghai, produk mewah hanya naik 1,6%. Alhasil, jumlah penduduk China yang belanja ke Eropa telah merosot hingga 26% pada Maret 2014.

Namun meski kenaikan harga di Eropa dapat meningkatkan laba dan pendapatan perusahaan, para analis tidak yakin setiap merek mewah dapat mencetak keuntungan dari langkah tersebut.

Untuk diketahui, perusahaan riset internasional tersebut melakukan penelitiannya pada indeks harga 19 produk mewah terfavorit di wilayah China dan Eropa. (Sis/Ahm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.