Sukses

BI: Rupiah Paling Boros Angka Nol

BI berharap pelaksanaan redenominasi dapat kembali berjalan dengan dukungan dari kondisi ekonomi dan politik yang lebih stabil.

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mengaku mata uang rupiah paling boros terhadap penggunaan nol. Oleh karena itu, BI mengusulkan untuk dilakukan penyederhanaan atau redenominasi untuk memudahkan masyarakat dalam bertransaksi.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengungkapkan, redenominasi akan membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Mata uang kita paling boros nol. Kalau dipangkas, maka pencatatan di laporan keuangan semakin mudah, pertumbuhan ekonomi menggiat. Coba mau hitung Rp 1.000 triliun di komputer atau kalkulator saja nggak muat angkanya," cetus dia kepada Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Kamis (15/5/2014).

Tirta mengaku banyak orang beranggapan mengantongi atau menggenggam rupiah tak mempunyai nilai berharga. Sebab nilai tukar rupiah terus merosot. "Kalau orang pegang uang US$ 1, itu berharga sama sekali. Tapi pegang rupiah terasa nggak ada nilainya," ujarnya.

Tirta menambahkan, masyarakat Indonesia perlu meningkatkan transaksi keuangan dalam bentuk rupiah di dalam negeri.

"Sebenarnya rupiah kita dilindungi Undang-undang (UU), ada kewajiban bertransaksi pakai rupiah di sini. Kalau bertransaksi selain pakai rupiah bisa ditolak kok," terang Tirta.

Oleh karenanya, BI berharap pelaksanaan redenominasi dapat kembali berjalan dengan dukungan dari kondisi ekonomi dan politik yang lebih stabil. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini