Sukses

Dahlan Sebut Utang Luar Negeri BUMN Rendah

Utang luar negeri yang dilakukan perusahaan BUMN energi menjadi hal yang pantas dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengaku utang luar negeri perusahaan-perusahaan yang berada di bawah kewenangan mereka tak terlalu tinggi.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mencontohkan, kedua perusahaan energi terbesar di Indonesia, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) yang dikenal memiliki utang luar negeri cukup besar namun jika dibanding dengan total utang luar negeri Indonesia sebenarnya sangat rendah.

"Setelah kami hitung, berapa pinjaman luar negeri Pertamina dan PLN dalam valuta asing (valas), ternyata cuma 7%," kata Dahlan saat ditemui di kantor pusat Pertamina, Kamis (22/5/2014).

Dahlan mengaku utang luar negeri yang dilakukan kedua perusahaan BUMN energi tersebut menjadi hal yang pantas dilakukan mengingat kebutuhan bahan bakar dan listrik di Indonesia terus meningkat.

Belum terlalu membahayakannya utang perusahaan-perusahaan pemerintah ini, Dahlan mengusulkan kepada stakeholder untuk lebih memberikan kebijakan terkait pengendalian utang luar negeri oleh swasta.

"Konsekuensinya tinggi sekali (utang luar negeri), karena kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) tidak bisa ditunda. Jadi sebaiknya ada pengendalian utang swasta saja," jelas mantan Direktur Utama PLN itu.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia terus mengalami peningkatan. Utang Luar Negeri pada Maret 2014 tercatat sebesar US$ 276,5 miliar atau senilai Rp 3.138,55 Triliun (estimasi kurs Rp 11.351 per dolar AS), tumbuh 8,7% dibandingkan dengan posisi Maret 2013.

Dalam laman BI, posisi ULN pada Maret 2014 terdiri dari ULN sektor publik atau utang yang dilakukan oleh pemerintah dan Bank Indonesia sebesar US$ 130,5 miliar dan ULN sektor swasta US$ 146,0 miliar.

Peningkatan pertumbuhan ULN pada Maret 2014 ini lebih didorong oleh peningkatan posisi ULN sektor swasta. Posisi ULN sektor swasta tumbuh 12,2% (year on year/yoy). Sementara itu, ULN pemerintah dan BI hanya tumbuh sebesar 5,1% (yoy). (Yas/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini