Sukses

Kurang SDM, Bea Cukai Pilih Rekrut Putra Daerah Jaga Perbatasan

KPPBC Atapupu mempunyai wilayah kerja dan pengawasan yang meliputi empat kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Liputan6.com, Kupang - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan mengakui kesulitan menjaga dan mengawasi arus masuk barang di daerah perbatasan Indonesia-Timor Leste karena kurangnya sumber daya manusia (SDM). Sembilan kantor bantu dan pengawasan BC di bawah KPPBC Atapupu hanya diisi 21 petugas.

Demikian disampaikan Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai DJBC, Susiwijono Moegiarso kepada wartawan di Kabupaten Malaka, NTT, seperti dikutip Jumat (23/5/2014).

Dia mengatakan, KPPBC Atapupu mempunyai wilayah kerja dan pengawasan yang meliputi empat kabupaten di  Nusa Tenggara Timur (NTT). Antara lain, Kabupaten Belu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kabupaten Malaka, dan Kabupaten Alor.

Masing-masing dilayani dan diawasi Kantor Bantu dan Pos Pengawasan BC, yakni Mota'ain, Metamauk, Wini, Napan, Kalabahi, Turiskain, Builalo, Laktutus dan Haumeniana.

"Petugas di Atapupu sebanyak 21 orang untuk mengawal seluruh perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste. Itu sangat kurang sekali karena banyak pos yang nggak dijaga dan akhirnya hanya menjaga kalau ada kegiatan saja," ungkap dia.

SDM, tambah Susiwijono, selama ini menjadi kendala utama untuk menjaga dan mengawasi daerah perbatasan yang memiliki karakteristik berbeda.

Walaupun kegiatan ekspor dan impor tak setinggi wilayah lain, namun daerah perbatasan membawa image negara Indonesia di mata negara lain.

"Kami ingin menempatkan SDM yang tepat dan memilih putra daerah atau penduduk lokal yang nanti direkrut jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di sini. Karena di sini ada tempat tinggal dan penugasan di rolling," jelasnya.

Saat ini, kata dia, pihaknya tengah mengusulkan ke pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Keuangan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

"PNS (di perbatasan) akan diprioritas untuk putra daerah sehingga bisa memberdayakan penduduk sini dan keberlanjutan pelaksanaan tugas. Karena kalau orang sini kan bisa setiap hari tugas," paparnya.

Untuk mendapatkan SDM berkualitas, Susiwijono mengaku, tim DJBC tengah menggelar kampanye rekrutmen ke kampus dan beberapa kota di Tanah Air.

"Tidak mudah mendapatkannya, karena biasanya kami butuh sekian ratus, tapi yang lolos seleksi nggak mencapai target. Petugas di perbatasan perlu kompetensi khusus terutama ABK kapal dan sebagainya sering nggak terpenuhi," terangnya.

Rekrutmen tersebut untuk menambah target jumlah pegawai DJBC secara nasional hingga lima tahun ke depan menjadi 17 ribu orang dari total saat ini sebanyak 11 ribu orang pegawai.

"SDM kurang sekali karena untuk cakupan wilayah di tiga provinsi saja cuma 360 orang. Sedangkan kantor di Cengkareng saja, pegawainya sudah mencapai 800 orang dan di Tanjung Priok 1.000 orang," tandas Susiwijono.(Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.