Sukses

Pemerintah Pangkas Anggaran, Proyek Pesawat N219 Ikut Terimbas

Salah satu K/L yang menyayangkan pemotongan tersebut adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Liputan6.com, Jakarta - Pemotongan anggaran pemerintah yang akan dilakukan pemerintah atas persetujuan DPR RI dalam APBNP 2014 dinilai dapat mengganggu sejumlah target Kementerian/Lembaga di tahun 2014.

Salah satu K/L yang menyayangkan pemotongan tersebut adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Kepala Program Pesawat Terbang LAPAN, Agus Aribowo mengakui pemotongan anggaran ini akan sedikit mempengaruhi pengerjaan proyek pesawat N219.

"Kita sudah berjuang supaya tidak dipotong, kita terus lobi, akhirnya tetap dipotong tapi sedikit. Ini berarti kita harus terus bekerja lebih keras lagi, harus kreatif," jelas dia di Jakarta, Sabtu (24/5/2014).

Pada tahun 2014, total anggaran LAPAN mencapai Rp 400 miliar namun akhirnya hanya dialokasikan sebesar Rp 310 miliar. Sedangkan untuk tahun 2015 turun lagi menjadi Rp 90 miliar.

Agus menambahkan untuk pengembangan proyek N219 tahun ini ditargetkan akan diselesaikan tahap pembuatan komponen pesawat mulai dari hidung hingga ekor pesawat.

"Januari 2015 mulai dirakit, target kita Agustus 2015 jadi pesawat, prototype dulu dan kemudian kita terbangkan pertama kali bulan Oktober 2015," tegas dia.

Pesawat berkapasitas 219 seat ini akan dialokasikan untuk penerbangan perintis yang mayoritas di wilayah timur Indonesia dan kemudian akan diekspor ke negara lain.

"Untuk mampu dijual itu harus mempunyai 630 jam terbang. Itu perlu waktu satu tahun lebih, kalau nggak ada masalah, Desember 2016 harus lolos, lolos uji mesin, kemudian uji getaran, uji ketahahan," kata Agus.

Meski belum rampung, namun saat ini N219 sudah memiliki pelanggan yang diantaranya Lion Group bakal membeli 100 buah pesawat, Pemda Papua 15 pesawat, Pemda Aceh 6 peawat dalam nego, Sulaewi 6 pesawat, Riau 4 pesawat, Thailand 20 pesawat, dan TNI AL 15 pesawat. (Yas/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini