Terusan Besar China, Pemersatu Bangsa yang Dibangun Pekerja Paksa

Terusan Besar China lahir dari tangan para pekerja paksa

Sistem Terusan Besar China dibangun Kaisar Yang dari Dinasti Sui. Para sejarawan China mengenangnya sebagai kegilaan yang sangat brilian.

Sungai-sungai kuno China saat itu mengalir dari barat ke timur di mana Yang bermaksud mengubah alur geogragis ini.

Pasalnya, dia perlu mengirimkan beras dari lahan subur di sektar  Yangtze untuk memberikan konsumsi bagi bala tentaranya.

Kaisar lantas mengharuskan jutaan pekerja dan petani untuk membangun bagian pertama dari terusan tersebut. Seluruh pria berusia di atas 15 tahun dipaksa bekerja membangun terusan tersebut.

Para pria dan wanita dipaksa menggali tanah dengan diawasi ribuan tentara yang menyebabkan penderitaan menyakitkan bagi para pekerja paksa tersebut. Pekerjaan tersebut akhirnya selesai dalam 171 hari pada tahun 605.

Namun pada kenyataannya butuh enam tahun untuk menyelesaikan mahakarya terbesar bangsa China tersebut. Tak terhitung jumlah nyawa yang dikorbankan untuk membangun terusan tersebut.

Terusan terpanjang di dunia

Terusan Besar China yang juga dikenal sebagai Terusan Besar Beijing-Hangzhou Grand merupakan sungai terpanjang dan termuda di dunia.

Terusan tersebut tercatat berukuran 10 kali lipat lebih panjang dibandingkan terusan Suez dan 22 kali lebih panjang dari terusan Panama.

Berawal dari Beijing (Utara), terusan tersebut bermuara di Hangzhou (Selatan). Lima sungai dan enam provinsi dihubungkan melalui terusan tersebut.

Dalam sejarahnya, kanal tersebut merupakan jalur utama komunikasi antara selatan dan utara. Selama lebih dari 2.500 tahun, terusan tersebut menyimpan banyak sejarah.

Bagian paling populer yang biasa dilintasi kapal pesiar adalah Provinsi Jiangsu dan Zhejiang. Pemandangan tersebut menarik jutaan pengunjung dari berbagai wilayah di dunia.

Terusan tersebut bantu ekonomi China menggeliat

Tak hanya berperan sebagai alat pemersatu bangsa, Terusan Besar China yang kini dikenal dengan sebutan Terusan Besar Beijing-Hangzhou, menjadi simbol perekonomian, politik dan budaya China.

Secara ekonomi, terusan tersebut digunakan untuk melancarkan pengiriman komoditas di beberapa wilayah di China.

Dari segi politik, pada awal 1840-an, ketika Inggris ingin merebut China, para penjajah menduduki Zhenjiang, di persimpangan terusan tersebut. Saat itu, aliran pendapatan dari gandum dan pajak dipaksa mengalir ke Beijing.

Tempat tersebut juga dikembangkan sebagai salah satu lokasi wisata kuliner di mana bebek peking menjadi komoditas utama. Tempat tersebut juga dijadikan sebagai lokasi untuk berdoa.

Sekadar informasi, Terusan besar China yang terbentang sepanjang 1.600 km dari Beijing hingga kota metropolis Hangzhou terlalu kering untuk dilintasi kapal.

Akhirnya, sebelum dikembangkan jalur komersil terusan tersebut hanya membentang sepanjang 325 mil dari Jining ke Yangtze. (Sis/Nrm)