Sukses

Kedua Capres Tak Punya Gagasan Perjanjian Ekonomi Internasional

Sebenarnya kedua pasang capres dan cawapres mengerti akan kelemahan ekonomi nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia for Global Justice (IGJ) menyatakan bahwa kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), serta Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta), dalam paparan visi dan misinya tidak secara pasti mengeluarkan gagasan konkrit soal negosiasi perjanjian ekonomi internasional.

"Transisi kepemimpinan nasional adalah momen penting. Kedua pasangan mengusung banyak isu nasionalisme. Namun mereka tidak punya gagasan soal perjanjian ekonomi yang sedang aktual sekarang ini," Peneliti Senior IGJ Salamuddin Daeng saat konferensi pers di Resto Dapur Selera, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (30/5/2014).

Menurut Daeng, seharusnya kedua pasang capres dan cawapres tersebut berani memaparkan rinci mengenai visi dan misi terkait comprehensif economic partnership agreement (CEPA) serta hambatan di perjanjian internasional lainnya.

Selain itu, Salamuddin juga mengatakan bahwa seharusnya baik Jokowi-JK maupun Probowo-Hatta harus bisa menentukan sikap mengenai produk Undang-Undang (UU) terkait sektor ekonomi seperti UU Keuangan dan Perbankan, UU Perburuhan, UU Pemerintahan Daerah dan UU Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang menurutnya masih  didominasi oleh kepentingan asing.

"Mereka banyak bicara soal pentingnya investasi asing, namun belum ada gagasan mengenai bagaiaman soal pengelolaan sumber daya alam ketika asing masuk, yang seharusnya didominasi oleh lokal," katanya.

Salamuddin mengungkapkan sebenarnya kedua pasang capres dan cawapres ini mengerti akan kelemahan ekonomi nasional. Namu yang dikhawatirkan adalah hal ini sengaja tidak dipaparkan dalam visi dan misinya guna melindungi pihak-pihak pendukung yang memiliki kepentingan di bidang ekonomi.

"Di sekeliling mereka itu orang-orang pengusaha. Baik Jokowi maupun Prabowo. Orang-orang yang tahu di mana uang berada. Jangan sampai visi misi capres kedoknya nasionalisme, tapi isinya kepentingan orang lain," tandasnya. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini