Sukses

BlackBerry & Samsung Gagal Investasi, RI Jangan Patah Hati

BKPM mengimbau seluruh pihak untuk tetap semangat menggenjot investasi asing di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengimbau seluruh pihak untuk tetap semangat menggenjot investasi asing di Indonesia. Hal ini menyusul kegagalan rencana investasi dua produsen ponsel raksasa, Samsung dan BlackBerry.

Kepala BKPM, Mahendra Siregar mengaku, tak mengkhawatirkan pembatalan investasi dari Research In Motion (RIM) BlackBerry dan Samsung.

Sebab, Indonesia tak pernah kekurangan atau kehabisan investasi baru maupun ekspansi dari perusahaan asing dan lokal.

"Nggak usah desperate kayak orang patah hati. Indonesia nggak perlu yang begitu. Minat (investasi) mah nggak habis-habis. Waktu itu kita selesaikan soal smelter dan lainnya, jadi harus ada respons kecepatan serta pelayanan dari kementerian/lembaga," ujarnya di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (30/5/2014).

Lebih jauh dia mengatakan, Samsung telah menanamkan modal besar ke Vietnam dengan mendirikan pabrik ponsel pintar.

Perusahaan teknologi informasi asal Negeri Gingseng itu memindahkan investasi lantaran Vietnam menawarkan insentif tax holiday sampai 30 tahun. Sedangkan Indonesia hanya 10 tahun.

"Kalau disandingkan dengan yang diberikan Vietnam, tentu kita tidak bisa persis sama. Kekurangan kita memang di situ saja (insentif), sementara lahan kan bisa dibicarakan dengan calon mitranya," jelasnya.

Kendati demikian, Mahendra menegaskan, Indonesia memiliki keunggulan yang tak mampu diberikan Vietnam, yakni berupa kedekatan pasar dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Investor, sambungnya, tentu melihat keseluruhan aspek ketika tertarik menancapkan modal di sebuah negara.

"Di Vietnam, dari segi besaran pertumbuhan dan keberlanjutan nggak mudah. Jadi memang masing-masing punya keunggulan yang perlu dipertimbangkan secara menyeluruh," terang dia.

Mahendra menyoroti, perkembangan ekonomi dunia yang terus mengalami perlambatan, termasuk negara utama seperti China. Inilah yang menjadi salah daya tarik dari investor.

"Kalau ada pasar yang ekonominya bisa tumbuh tinggi dalam jangka panjang, jelas ini jadi hal unik bagi investor," tukasnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengaku, pihaknya telah bertemu dengan bos Samsung Korea belum lama ini. Dalam pertemuan itu menegaskan bahwa Samsung berpindah investasi ke Vietnam.

"Kasih tahu Samsung, ini jawaban saya resmi. Sekitar 6-8 bulan lalu, saya ketemu orang nomor satu di Samsung. Tapi di ujung pembicaraan, dia memutuskan untuk investasi di Vietnam. Jadi sekarang sudah selesai," tutur dia.

Apabila Samsung berniat kembali investasi di Indonesia, tambah Hidayat, pemerintah akan mendiskusikan soal permintaan insentif dari mereka. Pasalnya, Indonesia membutuhkan investasi dari Samsung.

Sementara RIM, produsen pembuat Blackberry menyatakan tidak jadi berinvestasi di Indonesia karena beberapa alasan, termasuk kekhawatiran akan dikenakan pajak ganda. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.