Sukses

Jero Wacik Usul Kuota BBM Subsidi Dipangkas Jadi 46 Juta Kl

Konsumsi BBM bersubsidi hingga akhir April 2014 mencapai 15 juta kl dari proyeksi 48 juta kl.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan pengurangan volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi menjadi 46 juta kiloliter (kl) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2014. Sebelumnya, jatah kuota BBM subsidi sebanyak 48 juta kl.

Menteri ESDM mengaku, sampai dengan akhir April ini, konsumsi BBM bersubsidi sebesar 15 juta kl dari proyeksi 48 juta kl.

"Jika dihitung 15 juta kl selama empat bulan, bila dikalikan tiga sama dengan 45 juta kl," tuturnya dalam Rapat Kerja Pembahasan RAPBN-P Tahun Anggaran 2014 di Gedung Banggar, Jakarta, Selasa (3/6/2014).  

Namun, Jero menilai, pengurangan kuota BBM bersubsidi 45 juta kl sangat sulit dilakukan mengingat tahun ini ada momen liburan sekolah, lebaran, natal dan tahun baru yang akan menyedot konsumsi BBM cukup besar.

"Ditambah lagi dengan pemilihan presiden (pilpres) membutuhkan BBM untuk kampanye dan biasanya dipilih BBM bersubsidi. Kalau pilpres cuma satu kali putaran, BBM yang tersedot nggak akan banyak, tapi jika dua putaran itu akan berlangsung sampai Oktober," paparnya.

Dengan demikian, kata Jero, pihaknya mengusulkan volume BBM subsidi tahun ini menjadi 46 juta kl. Itupun akan dilakukan dengan berbagai tekad dan upaya keras supaya volume terjaga.

"Kalau bisa menekan volume BBM subsidi sampai 46 juta kl, kita bisa menghemat anggaran subsidi Rp 7 triliun walaupun ini nggak mudah," jelasnya.

Dari catatannya, konsumsi BBM bersubsidi terus mengalami peningkatan setiap tahun. Pada 2010, volume penggunaan BBM subsidi tercatat 38 juta kl, lalu meningkat menjadi 41 juta kl di 2011. Sedangkan pada 2012 sebanyak 45 juta kl dan 46,36 juta kl di 2013. Kuota BBM subsidi di tahun lalu dapat ditekan dari jatah 48 juta kl.

"Dan tahun ini kita diberikan jatah 48 juta kl. Diharapkan bisa berkurang, dengan gerakan penghematan yang cukup serius dan sudah dijalankan sejak dua tahun lalu," pungkas Jero.  (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.