Sukses

Stop Operasi, Nasib Pekerja Newmont di Ujung Tanduk

Newmont mulai menghentikan seluruh kegiatan pengolahan dan produksi konsentrat tembaga dan emas di tambang Batu Hijau.

Liputan6.com, Jakarta Nasib pekerja PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) sedang diujung tanduk seiring dengan penghentian seluruh kegiatan pengolahan dan produksi konsentrat tembaga dan emas yang dilakukan perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut.

Juru bicara PTNNT Rubi W Purnomo menuturkan, penghentian kegiatan operasional Newmont dilakukan karena fasilitas penyimpanan konsentrat di tambang Batu Hijau telah penuh.

Pasalnya, hingga kini perseroan belum mendapatkan rekomendapat Surat Persetujuan Ekspor dari pemerintah, sehingga Newmont tidak bisa melakukan ekspor konsentratnya.

"PTNNT terus berupaya mendapatkan kejelasan dari pemerintah terkait kemampuan Batu Hijau untuk dapat kembali melakukan ekspor konsentrat," kata Rubi di Jakarta, Selasa (2/6/2014).

Rubi menjelaskan, perusahaan telah menunda kebijakan untuk menetapkan karyawan dalam status siaga dirumahkan dengan pengurangan kompensasi, sambil menunggu hasil keputusan rapat di tingkat menteri yang berlangsung pekan ini. Awalnya, Newmont berencana merumahkan sebagian besar karyawannya pada 1 Juni 2014.

"Penundaan penerapan kebijakan tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan penjelasan terkait apakah perusahaan akan segera mendapatkan izin ekspor," tuturnya.

Menurut dia, perusahaan senantiasa berkomunikasi dengan karyawan untuk menyampaikan kondisi terkini dan sebagian besar karyawan telah siap menerima status standby dengan pengurangan gaji jika hal tersebut perlu dilakukan.

Terkait dengan keputusan merumahkan pekerja, Pemerintah memang telah meminta PT NNT untuk membatalkan rencananya. Direktur Jenderal Mineral Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukyar  mengatakan, Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung sudah meminta kepada Newmont membatalkan rencana tersebut.

"Kemarin Pak Menko bilang jangan begitulah (merumahkan karyawan). Ditahan dulu, sebentar lagi juga bisa ekspor," kata Suhkyar. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.