Sukses

80% Kebutuhan Susu Nasional Masih Impor

Sentra peternakan sapi perah di Indonesia 95% hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Liputan6.com, Jakarta - Konsumsi susu yang terus meningkat di Tanah Air ternyata belum bisa diimbangi dengan kemampuan peternak sapi nasional untuk menyediakan produk susu yang berkualitas.

Direktur Budidaya Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Fauzi Tuthan mengatakan, konsumsi susu nasional per tahun telah mencapai 7%, sedangkan produksi susu nasional baru mencapai 3,29% per tahun.

"Konsumsi susu Indonesia saat ini mencapai 3 juta ton per tahun dan sekitar 1,8 juta-2 juta ton di antaranya berasal dari impor, jadi 80% itu berasal impor," ujarnya saat konfenrensi pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (4/6/2014).

Keterbatasan produksi susu dari dalam negeri ini menurut Fauzi disebabkan oleh masih belum maksimalnya produksi susu dari setiap sapi perah yang dimiliki oleh peternak di Indonesia.

"Rata-rata produksi susu dari setiap sapi di dalam negeri ini relatif sedikit, hanya sekitar 10-12 liter per sapi per hari. Anak sapinya pun tidak tumbuh dengan maksimal sehingga kebanyak hanya berujung di pemotongan," lanjutnya.

Selain masalah dari kecil produksi susu nasional ini karena masih sedikitnya sentra peternakan sapi perah di Indonesia, di mana hampir 95% hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa.

"Untuk menambah jumlah sentra ini memang butuh kerja keras. Kami ingin pada 2020 paling tidak 50% kebutuhan susu nasional bisa dipasok dari dalam negeri karena pada 2020 diperkirakan konsumsi susu mencapai 20 liter per kapita per tahun dan 2025 mencapai 30 liter per kapita per tahun," jelasnya.

Menurut Fauzi, pihaknya terus melakukan upaya pembinaan untuk memperbaiki manajemen peternakan sapi, kualitas dan kuantitas dari produksi susu sehingga setiap sapi perah mampu memproduksi susu sampai 20 liter per hari per ekor.

"Kami juga kerjasama dengan Kementerian Kehutanan dan PT Perkebunan Nasional untuk memanfaatkan lahan mereka yang tidak terpakai untuk tanam pakan ternak. Dengan begitu diharapkan mampu memperbaiki skala ekonomi peternak," pungkasnya. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.