Sukses

Gagalkan Penyelundupan BBM Terbesar, Menkeu Apresiasi BC

Tantangan DJBC ke depan semakin besar. Kondisi ini diperparah karena ada keluhan kekurangan jumlah pegawai maupun pengadaan kapal patroli.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri secara khusus menyampaikan apresiasi kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) karena telah menggagalkan penyelundupan bahan bakar minyak (BBM) dari kapal MT Jelita di Dumai, Riau.

"Saya mengapresiasi kepada Dirjen Bea Cukai karena seminggu atau dua minggu lalu, telah menggagalkan penyelundupan BBM terbesar dalam sejarah," kata dia dalam Pelantikan Pejabat Eselon II di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Selasa (17/6/2014).

Terbesar dalam sejarah, kata Chatib, karena akan menyelundupkan 60 ribu ton BBM ke Malaysia. "Berapa besar kerugian negara dalam hal itu. Makanya DJBC harus mengatasi masalah penyelundupan, kebocoran semaksimal mungkin dengan penuh semangat dan kerja keras," jelasnya.

Dia mengaku, tantangan DJBC ke depan semakin besar. Kondisi ini diperparah karena ada keluhan kekurangan jumlah pegawai maupun pengadaan kapal patroli.

"Itu memang kendala yang tak mungkin diatasi dalam waktu empat bulan sampai satu tahun karena ada kendala penyerapan anggaran dan pengangkatan tak bisa dilakukan segera," terang Chatib.

Namun dia berharap, seluruh pegawai DJBC mampu melahirkan ide-ide brilian membuat kebijakan untuk memaksimalkan penerimaan negara meskipun dengan keterbatasan.

Seperti diketahui, tanker MT Jelita Bangsa milik PT Trada Maritim Tbk disewa Pertamina untuk mengangkut 402 ribu barel minyak dari sumur Chevron di Dumai, dan dibawa ke Kilang Balongan. Namun tanker ini malah bergerak ke perbatasan Malaysia untuk menyelundup. 

Penyelundupan minyak dilakukan dengan cara mengaliri minyak ke tanker lain. Minyak yang sudah mengalir MT Jelita Bangsa ke kapal MT Ocean Maju mencapai 800 ton dari yang direncanakan 1.000 ton. 

Saat proses transfer minyak mentah tersebut terjadi, aparat Bea Cukai Tanjung Balai Karimum menangkap seluruh nahkoda dan kapten kedua kapal tersebut. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini