Sukses

Smelter Nikel dengan Tingkat Pemurnian 97% Bakal Hadir di Maluku

produksi nikel dari Smelter Weda Bay nanti akan diperuntukan kebutuhan domestik dan untuk ekspor.

Liputan6.com, Jakarta - Mistubishi Corporation melaporkan perkembangan proyek pembangunan pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) nikel di kawasan Halmahera, Maluku, kepada Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian. Proyek tersebut merupakan proyek joint venture dengan perusahaan asal Perancis, Eramet dan PT Aneka Tambang (Antam) dengan nama perusahaan PT Weda Bay Nickel.

Regional Coordinator and Advisor for Indonesia untuk Mistubishi Corporation, Masataka Komiya mengatakan, proyek dengan nilai investasi US$ 5 miliar tersebut telah masuk tahap finansial closing setelah menyelesaikan tahap studi kelayakan.

"Smelter nikel terbesar di Indonesia bekerjasama dengan Antam. Halmahera ini kan daerah tertinggal di Indonesia tapi dibikin pertambangan sekaligus smelting yang dengan teknologi," ujarnya di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (18/6/2014).

Dia menjelaskan, smelter yang dibangun ini memiliki teknologi tinggi sehingga menghasilkan pemurnian nikel dengan kadar mencapai 97 persen. "Purity-nya sangat tinggi. Jadi yang tertinggi seluruh dunia, bukan yang produk paruh jadi. Jadi added value paling tinggi. Teknologi ini sudah ada tapi masih jarang," lanjutnya.

Menurutnya, produksi nikel Weda Bay nanti akan diperuntukan kebutuhan domestik dan untuk ekspor. Namun, dia belum bisa memastikan besar porsi masing-masing. "Nanti masuk ke domestik dan internasional, ke seluruh dunia. Banyak saya kira pasar Asia, termasuk Jepang," katanya.

Di tempat yang sama, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan bahwa proyek pembangunan smelter Weda Bay bakal memakan waktu yang panjang. Namun diharapkan dapat segera dilakukan tahap pembangunan secepatnya.

"Ini kan lama bikinnya, ini tahun 5 atau 6 tahun membangunnya. Kan pertambangan baru. Baru mereka akan membangun, targetnya tahun ini kalau semuanya lancar," tandas dia. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.