Sukses

Pengusaha Tak Yakin Ekonomi Tumbuh Sesuai Target

Pemerintah menargetkan pertumbuhan industri pada tahun ini sebesar 6,15%.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha pesimistis target pertumbuhan industri yang dicanangkan pemerintah pada tahun ini sebesar 6,15% bisa tercapai.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofjan Wanandi mengatakan meskipun terjadi peningkatan dalam 3 hal, yaitu investasi, ekspor serta produksi, namun target tersebut sulit terealisasi.

"Nggak bisa (tercapai). Saya pikir sudah bisa seperti yang lalu saja sudah bagus. Saya pikir kita akan turun, itu jelas, sekitar 5,5%-6%," ujarnya disela-sela Seminar Nasional Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (19/6/2014).

Dia mengungkapkan, dengan kondisi seperti saat ini, sektor industri tengah mengalami menurunkan kapasitas produksinya akibat dari kenaikan biaya produksi, sedangkan permintaan terus turun.

"Ini karena cost-cost yang naik ini, kita jadi nggak bisa jualan. Industri-industri kita ini sudah susah jualan saat ini. Kita kalah dengan barang-barang impor. Maka itu mengurangi kapasitas produksi supaya kita bisa jualan. Kan (kapasitas produksi) menurun sekali, sehingga kita rata-rata turun 10% dari industri saat ini," katanya.

Selain itu, berlangsungnya pemilihan presiden (pilpres) pada tahun ini juga dinilai sebagai salah satu penghambat pertumbuhan industri. Ini karena banyak calon investor memilih untuk menahan untuk menanamkan modalnya di Indonesia sambil menunggu presiden yang terpilih selanjutnya dan program yang akan dijalankan nantinya.

"Memang salah satunya tentu karena pilpres, ini bikin orang gak mau investasi baru. Sekarang kan mereka (Investor) banyak yang hold. Mereka memperlambat jalannya ekspansi itu, karena dia tahu nggak bisa jualan. Kalau dia jualan kan takut nggak balik cost-nya, itu yang terjadi," jelas dia.

Menurutnya, saat ini yang membuat sektor industri bisa tetap tumbuh justru karena program-program industri yang sudah dicanangkan dan mulai berjalan beberapa tahun terakhir.

"Kekuatan yang bisa mendorong itu cuma industri yang sudah kita putuskan 2 atau 3 tahun yang lalu. Yang bekerja mulai sekarang dan baru terealisasi tahun ini. Karena market kita menurun, jadi nggak ada yang beli juga percuma," tandas dia.(Dny/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.