Sukses

Studi: Tunjangan Pengangguran Bisa Tekan Aksi Bunuh Diri

Orang akan berpotensi tinggi melakukan bunuh diri saat ekonominya tenggelam.

Liputan6.com, Washington - Para peneliti telah lama memahami tingkat pengangguran yang lebih tinggi berkorelasi dengan aksi bunuh diri yang tinggi pula. Namun, sepertinya ada peluang untuk mengurangi kondisi tersebut.

Sebuah studi baru American Journal of Epidemiology menunjukkan tunjangan yang lebih baik bagi pengangguran mampu menekan aksi bunuh diri menjadi lebih sedikit.

"Jika tingkat pengangguran meningkat, memiliki manfaat yang lebih baik akan penyangga efek," ujar Penulis Utama Studi, Jon Cylus, seperti mengutip dari HuffPost, Minggu (22/6/2014). Periode kajian dalam tulisan Cylus dimulai pada pra resesi besar, pada akhir tahun 2007.

Dia mengakui jika tingkat bunuh diri umumnya mengikuti siklus bisnis. Di mana orang akan berpotensi tinggi melakukan bunuh diri saat ekonominya tenggelam.

Meskipun para ahli mengatakan memahami dasar pertimbangan seseorang untuk bunuh diri rumit. Itu karena aksi ini tidak pernah disebabkan karena faktor tunggal, seperti kehilangan pekerjaan atau masalah ekonomi.

Satu studi baru-baru ini melansir Resesi Hebat di dunia telah menyebabkan aksi bunuh diri lebih dari 10 ribu kasus di Eropa dan Amerika Utara.

Cylus, peneliti di London School of Economics kemudian melihat berbagai manfaat dari fasilitas yang ditawarkan di negara bagian Amerika Serikat kurun 1968-2008.

AS memiiki sistem kompensasi pengangguran yang diawasi pemerintah federal. Tetapi negara-negara bagian tetap mengelola program mereka sendiri dan memiliki kelonggaran untuk menentukan siapa penangguran yang berhak mendapatkannya dan untuk berapa lama.

"Tingkat pengangguran yang lebih tinggi diprediksi menimbulkan aksi bunuh diri yang lebih tinggi, tapi hal ini kian dalam ketika tunjangan pengangguran ditetapkan rendah," tulis Cylus.

Dari pendapatnya, mereka berpendapat bahwa kesulitan keuangan, stigma sosial dan isolasi sosial adalah salah satu penjelasan yang masuk akal untuk menjelaskan hubungan antara pengangguran dan bunuh diri.

"Kami menemukan bahwa tunjangan pengangguran maksimum akan lebih besar mengurangi dampak kenaikan tingkat bunuh diri," kata dia.

Lebih lanjut dijelaskan jika interaksi antara tingkat pengangguran dan kemurahan hati menunjukkan peningkatan bunuh diri selama resesi mungkin sebagian disebabkan hilangnya pendapatan akibat menganggur atau takut kehilangan pendapatan di antara kelompok-kelompok lain selama periode ketidakpastian ekonomi.(Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.