Sukses

Penumpang Percaya Mandala Karena Punya Pengusaha Besar

Sandiaga Uno menyelamatkan Mandala Airlines dari kebangkrutan pertama dengan menggandeng Tiger Airways.

Liputan6.com, Jakarta - Berbeda dengan para pegawai yang telah mencium tanda-tanda kebangkrutan PT Mandala Airlines, para penumpang justru sangat percaya dengan maskapai penerbangan Tigerair Mandala karena perusahaan ini dimiliki pengusaha nasional Sandiaga Uno.

Sandiaga Uno adalah CEO Saratoga Capital, pemilik 51 persen Mandala Airlines. Dia menyelamatkan Mandala Airlines dari kebangkrutan pertama dengan menggandeng Tiger Airways. Sehingga maskapai ini berubah nama  menjadi Tigerair Mandala.

Menurut salah seorang penumpang Tigerair Mandala, Mulyadi (42), dirinya tak mempunyai firasat atau menduga apapun bahwa maskapai penerbangan itu bakal berhenti beroperasi 1 Juli 2014.

"Saya percaya saja karena ada nama grup Saratoga milik Sandiaga Uno. Nggak mungkin bangkrut, tapi kenyataannya lain," keluh dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Senin (23/6/2014).

Mulyadi mengkritik pengumuman pihak Tigerair Group yang bakal membantu penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket baik melalui refund atau pengalihan penerbangan meskipun Tigerair tak memiliki kewajiban itu.

"Kok maskapai nggak punya kewajiban untuk mengganti kerugian penumpang?. Siapa yang bikin aturan itu dan menyetujuinya? Ini pengumuman aneh. Apa artinya setiap maskapai yang bangkrut bisa lepas tangan kepada penumpang? Nggak mau bayar kerugian kami?," kata dia.

Hal ini, tambahnya, menimbulkan kecurigaan bahwa pihak Mandala maupun Tigerair hanya ingin mencari keuntungan dari kerugian penumpang. Apalagi sebelum pengumuman pemberhentian operasi, pihak Mandala masih membuka promo tiket.

"Jangan-jangan mau ambil uang kami buat bayar pesangon. Itu kan namanya mencuri. Ya bilang saja tutup, nggak usah jual tiket lagi. Sekarang semua tutup, nggak ada yang bisa dihubungi, mana tanggung jawabnya," cetus Mulyadi.

Dia berharap, ada niat baik dari Mandala Airlines untuk mempertanggung jawabkan seluruh kewajibannya pada para penumpang.

Berbeda dengan penumpang lain, Tjauwkhiun (41) yang mengaku sudah mencurigai tanda-tanda perusahaan terguncang. Pasalnya ada beberapa jadwal penerbangan yang selalu berubah-ubah.

"Memang sebulan terakhir ada jadwal penerbangan yang berubah-ubah, tapi pasti terbang. Ada juga beberapa rute yang ditutup, misalnya ke Pekanbaru, Banjarmasin dan lainnya," jelasnya.

Atas kekecewaan ini, Tjauwkhian berencana mengadukan persoalan tersebut ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).

"Kalau nggak pasti begini, ya percuma. Kami mau adukan ke YLKI, bahkan kalau perlu ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub)," tandas dia.(Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini