Sukses

Ini Alasan Thailand Unggul Dibanding RI dalam Sektor Otomotif

Saat ini penjualan kendaraan bermotor roda empat di ASEAN mencapai 3,5 juta unit per tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar otomotif ASEAN diyakini akan terus berkembang. Perkembangan pasar tersebut harus bisa dimanfaatkan Indonesia sebagai negara produsen otomotif terbesar kedua di ASEAN setelah Thailand.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Noegardjito mengatakan saat ini penjualan kendaraan bermotor roda empat di ASEAN mencapai 3,5 juta unit per tahun dengan pertumbuhan selama 7 tahun terakhir sekitar 7,4 persen per tahun.

"Penjualan domestik Indonesia sendiri saat ini berada pada posisi ke-2, hanya berbeda sekitar 100 ribu unit atau 7,5% dengan Thailand. Pertumbuhan penjualan domestik Indonesia mencapai 23,6% per tahun," ujarnya saat memberi sambutan pada Seminar Prospek Industri Otomotif Nasional Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (23/6/2014).

Dia mengungkapkan, dalam persaingan dengan negara-negara ASEAN terutama dengan Thailand, Indonesia memiliki keunggulan pada jenis kendaraan seperti MPV, truck, pick-up. Namun masih lemah untuk jenis kendaraan sedan yang saat ini masih dikuasai Thailand.

"Kita akan turut serta dalam merebut pasar ASEAN. Ini karena pasar otomotif di Indonesia tumbuh berkembang dengan pesat dan menjadi pendorong agar pasar dalam negeri tidak diisi oleh produk-produk luar," lanjutnya.

Noegardjito menjelaskan, dalam rangka menyambut ASEAN Economic Community (AEC) 2015, industri otomotif dalam negeri secara terus menerus melakukan kesiapan untuk mampu bersaing dengan pasar ASEAN sehingga diharapkan mampu memenuhi target pemerintah terkait roadmap pengembangan cluster kendaraan bermotor.

Meski demikian, masih ada tantangan di luar perusahaan yang dirasakan para produsen otomotif dalam negeri antara lain infrastruktur seperti kesiapan pelabuhan dan akses jalan, prosedur kepabeanan serta harga bahan baku buatan lokal yang lebih mahal jika dibanding di negara ASEAN lain.

"Sedangkan pesaing kita yaitu Thailand, infrastrukturnya jauh lebih baik seperti ketersediaan car port yang lebih mendukung," kata dia.

Selain itu, saat ini kapasitas produksi mobil Thailand telah mencapai 2,46 juta unit dengan pasar dalam negerinya yang hanya sebesar 1,3 unit. Hal ini membuat lebih dari setengah dari produksi mobil di negara diperuntukan untuk ekspor.

"Ini akibat dari besarnya investasi otomotif di negara tersebut karena didorong kebijkan pemerintah yang mampu menarik investor," jelasnya.

Meski demikian, Noegardjito menyatakan bahwa AEC bukan ancaman bagi pasar otomotif Indonesia melainkan memberikan kesempatan bagi industri dalam negeri khususnya industri kendaraan bermotor. Oleh sebab itu dibutuhkan kesiapan lebih matang seperti pemenuhan standar layak jalan jika ingin meningkatkan ekspor.

"Kalau mau ekspansi ke luar negeri, produk mobil kita harus memenuhi standar layak jalan di negara tujuan ekpor, tentu tetap memperhatikan persingan bisnis," tandas dia. (Dny/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini