Sukses

Investor Cermati Perkembangan Irak, Harga Minyak Dunia Tertekan

Krisis Irak masih menjadi fokus utama investor sehingga mempengaruhi gerak harga minyak.

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia melemah pada penutupan Senin (Selasa pagi WIB) seiring investor mencermati perkembangan krisis politik Irak yang masih memprihatinkan. Akan tetapi, hal itu belum menyebabkan gangguan pasokan minyak mentah.

Mengutip dari TheBull Asia, Selasa (24/6/2014), harga minyak patokan US West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus turun 66 sen menjadi US$ 106,17 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, harga minyak patokan Eropa Brent Oil untuk pengiriman Agustus turun 69 sen menjadi US$ 114,12 per barel di London.

Krisis Irak masih mempengaruhi harga minyak. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry berjanji intens memberi dukungan untuk Irak agar melawan "ancaman eksistensial" dari seorang ekstrimis militan. Kampanye Sunni Irak dan levant telah mendorong harga minyak ke level tertinggi sejak sembilan bulan pada pekan lalu.

Para militan telah ditangkap tetapi masih mengancam wilayah penghasil minyak utama di Selatan. Irak merupakan eksportir minyak terbesar kedua di 12 negara Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC). Produksi minyaknya mencapai 3,4 juta barel per hari.

"Pemberontakan masih terus berlanjut. Namun itu masih belum berdampak terhadap produksi, dan tidak benar-benar membuat semacam ancaman material," ujar Matt Smith, Analyst Schneider Electric.

Ia menambahkan, bila hal memburuk terjadi maka akan berdampak terhadap harga minyak ke depan. Sementara itu, Analis VTB Capital, Andrey Kruchenkov menuturkan, dengan ada perkembangan baru maka beberapa aksi ambil untung akan terjadi namun terbatas. Hal itu mengingat pelaku pasar menunggu perkembangan di Irak. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini