Sukses

Lompatan Harga Emas dari Abad ke-18 Hingga Saat Ini

Emas pertama kali diperdagangkan pertama kali pada tahun 1717. Saat itu, harga jual logam mulia itu dipatok di level US$ 18 per ounce.

Liputan6.com, New York - Minat masyarakat untuk berburu emas terus meningkat. Emas dipercaya sebagai instrumen investasi yang aman karena nilainya tidak tergerus inflasi.

Tak hanya itu, lonjakan harga emas juga menarik investor untuk memborong logam mulia.  Lantas sejak kapan emas diperdagangkan?

Dirangkum dari Goldhistory.com dan Onlygold.com, Rabu (25/6/2014), emas pertama kali diperdagangkan pertama kali pada tahun 1717. Saat itu, harga jual logam mulia itu dipatok di level US$ 18 per ounce. Pergerakan harga emas menguat sangat tipis hingga lebih dari 200 tahun.

Menurut penelitian sejarah kenaikan harga emas yang digelar Bretton Woods, harga emas baru naik drastis setelah 1972. Sejak tahun tersebut hingga 2007, harga emas 14 kali mengalami kenaikan cukup tinggi dengan level peningkatan di atas 20 persen.

Pada 1972, harga emas mengalami lonjakan pertamanya sebesar 185,1 persen. Kala itu harga emas yang berada di level US$ 44,3 per ounce meningkat tajam ke level US$ 126,3 per ounce.

Pada pertengahan 1978, harga emas kembali berkilau dengan mencetak kenaikan 141 persen. Harga emas saat itu menyentuh level US$ 264 per ounce.

Meski sempat beberapa kali turun, harga emas memancarkan sinarnya pada 2006 dengan mencetak peningkatan sebesar 181 persen. Harga emas terkerek naik ke level US$ 718 per ounce.

Harga logam mulia itu akhirnya dapat mendobrak masuk ke kisaran US$ 1.000 per ounce pada 2010. Waktu itu, harga emas mampu bergerak di kisaran US$ 1.421 per ounce.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cetak Sejarah

Pada 6 September 2011, harga emas sempat mencetak level tertinggi sepanjang sejarah di harga US$ 1.921,5 per ounce. Kenaikan itu dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi global dan tingginya angka inflasi. Hal ini membuat investor beralih ke emas untuk melindungi nilai investasinya.

Ketika itu, para pengamat yakin, harga emas dapat terus melonjak karena minat masyarakat yang masih tinggi. Meski banyak yang memprediksi harga emas mampu menembus US$ 2.000 per ounce, pada kenyataannya emas hanya bertahan di level US$ 1.800 per ounce.

Penurunan tajam lantas terjadi sepanjang 2013 saat para investor memalingkan wajahnya dari investasi emas. Para investor lebih memilih membenamkan modalnya di pasar saham.

Pada awal Januari 2014, HSBC Holdings Plc memangkas proyeksi rata-rata harga emas menjadi US$ 1.760 per ounce, atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya US$ 1.850 per ounce.

Dana likuidasi makro dan ketidakpastian atas dampak dari kebijakan jurang fiskal (fiscal cliff) di AS telah membuat investor emas tradisional mengeser investasinya dari emas ke instrumen investasi lain pada akhir 2012.

Fiscal cliff adalah istilah untuk menggambarkan kenaikan pajak yang tinggi dan pemotongan anggaran belanja AS yang berlaku pada 1 Januari 2013.

Tak hanya HSBC, Bank of America Merrill Lynch juga ramai-ramai menurunkan prediksi harga emas pada tahun ini menyusul sepinya pasar emas dan kurangnya minat pembelian investasi emas.

Merrill Lynch telah memangkas proyeksi rata-rata harga emas sebesar 12% menjadi US$ 1.478 per ounce, dari sebelumnya US$ 1.680 per ounce.

Harga emas yang sebelumnya diprediksi Goldman Sachs bisa mencapai US$ 1.435 per ounce di akhir 2013, namun kemudian dipangkas ke harga US$ 1.300 per ounce.

Kemerosotan harga emas terus menerus terjadi di luar dugaan banyak orang. Harga emas yang melambung selama 12 tahun, terus mengalami penurunan hingga 28 persen sepanjang 2013 dan sempat berada di level US$ 1.202 per ounce

Pada Februari 2014, harga emas kembali bangkit dengan mendongkrak level US$ 1.300 per ounce. Sayangnya, faktor psikologis di kalangan investor membuat harga tersebut tak bertahan lama dan emas pun kembali ke kisaran US$ 1.200 per ounce.

Pertengahan Juni ini, logam mulia tersebut kembali menunjukkan keperkasaannya. Harga berhasil naik ke level US$ 1.314 per ounce setelah dipicu konflik Irak dan sinyal yang dilayangkan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk mempertahankan suku bunganya di level rendah.

Dua faktor tersebut hingga kini masih menjadi sentimen kuat yang akan mendorong harga emas bertahan lama di kisaran US$ 1.300-US$ 1.400 per ounce. (Sis/Ndw)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Laman ini berisi mengenai informasi seputar harga emas terbaru. Harga emas ini terus diperbarui setiap harinya.

    Harga Emas