Sukses

Soal Investasi Usaha Ritel, RI Masih Kalah Empuk dari Malaysia

Saat ini, ritel modern di negara Asia tercatat menyebar di luar pusat-pusat kota sampai ke desa.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kembali masuk perhitungan sebagai negara tujuan investasi. Negara ini tercatat naik peringkat dari posisi 19 pada 2013 menjadi ke-15 di 2014 sebagai negara yang menjadi sasaran empuk para investor perusahaan ritel.

Namun, posisi Indonesia masih di bawah negara tetangga Malaysia yang berhasil masuk 10 besar. Negara tetangga ini berada di peringkat ke-9 dari 13.

Ini terkuak dari laporan lembaga peneliti AT Kearney bertajuk Global Retail Development Index Ranking (GRDI) 2014, Rabu (256/2014).

AT Kearney sudah melansir peringkat GRDI sejak 2011. Indeks antara lain menganalisa 25 variabel makroekonomi dan usaha ritel untuk membantu pengecer merancang strategi sukses untuk mengidentifikasi peluang investasi di pasar global.

"Dengan pertumbuhan PDB sebesar 5 persen, pendapatan rumah tangga meningkat, urbanisasi yang cepat, dan kelas menengah yang berkembang, sub-Sahara Afrika merupakan wilayah potensi besar untuk pengecer," jelas Mike Moriarty, mitra dan penulis GRDI A. T. Kearney dalam keterangannya, Rabu (25/6/2014).

Dalam laporan lembaga ini menyebutkan, perkembangan pesat perekonomian di negara-negara di kawasan Asia menawarkan lahan subur bagi investasi ritel seiring pertumbuhan populasi dan kenaikan pendapatan.

Juga karena adanya format usaha ritel baru yang bisa mendorong penjualan usaha ritel bisa meningkat signifikan.

Global Retail Development Indexâ„¢ Ranking
A.T. Kearney
A.T. Kearney

Saat ini, ritel modern di negara Asia tercatat menyebar di luar pusat-pusat kota sampai ke desa. Juga kota-kota yang belum dimanfaatkan.

Peringkat pertama di Asia masih dipimpin China yang naik peringkat dari posisi 4 ke 2. Bahkan dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat, Cina tetap tidak menjadi negara yang bisa diabaikan investor ritel.

Penjualan ritel di negara dengan penduduk paling padar ini tumbuh 13 persen pada tahun 2013 (senilai US$ 3,7 triliun) dan kepercayaan konsumen juga tercatat naik.

Negara Asia lainnya yang masuk tahun ini termasuk Sri Lanka (18), India (20), Filipina (23), dan Vietnam (28). (Nrm/)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini