Sukses

Ironi, RI Jadi Produsen Ikan Terbesar Tapi Kalah Ekspor dari Cina

Pemerintah menyatakan, Indonesia harus menggenjot modernisasi di sektor perikanan agar hasil produksi perikanannya punya nilai tambah.

Liputan6.com, Bima - Indonesia saat ini menjadi negara produsen perikanan ke-2 terbesar di dunia setelah China. Namun sayangnya Indonesia masih kalah dalam bidang ekspor produk perikanan dibandingkan dengan negara-negara yang produksi ikannya jauh di bawah Indonesia.

Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan, Soenoto mengatakan, saat ini produksi hasil kelautan dan perikanan China mencapai 50 juta ton per tahun. Sedangkan Indonesia baru mencapai 13 juta ton per tahun.

"Meski pun kita berada di peringkat 2, tapi jarak produksi kita dengan China sangat jauh. Jaraknya cukup besar. Ini menjadi tantangan bagi kita," ujar Soenoto saat Diskusi Perikanan Budidaya di Bima, Nusa Tenggara Barat, Jumat (27/6/2014).

Dia menjelaskan, sedangkan dari sisi ekspor produk perikanan, saat ini Indonesia masih berada pada peringkat 12 dari seluruh negara-negara pengekspor hasil perikanan. "Dengan rangking kita sebagai produsen perikanan nomor 2, seharusnya kita juga menempati posisi 2 dalam hal ekspor," lanjutnya.

Menurut Soenoto, masih rendahnya nilai ekspor hasil perikanan Indonesia lantaran produk yang dihasilkan dari sektor perikanan masih memiliki nilai tambah yang rendah sehingga sulit untuk bersaing dengan produk-produk asal negara lain.

"Produk perikanan kita masih butuh nilai tambah yang tinggi. Karena kita harus bersaing dalam hal nilai tambah produk dan kualitas," kata dia.

Untuk itu, lanjut dia, Indonesia perlu mendorong modernisasi dalam sektor perikanan ini. Hal tersebut telah dilakukan oleh Thailand dan Vietnam. Program ini terbukti berhasil dijalankan oleh kedua negara tersebut.

"Saat ini kita sudah harus berbicara soal modernisasi. Seperti di Vietnam, kerjasama antara nelayan, penambak, pengusaha dan pemerintah berjalan dengan baik. Disana kawasan perikanan mampu dikembangkan secara bersama-sama sehingga hal-hal seperti pasokan bibit berjalan lancar, pengembangan berjalan baik dan ada pengusaha yang bertugas mencari pasarnya," tandas dia. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.