Sukses

Hari Keempat Puasa, Harga Daging Ayam Jeblok Rp 5 Ribu

Harga daging ayam Rp 35 ribu sangat tidak wajar. Harga ayam normal sekitar Rp 25 ribu per kilo.

Liputan6.com, Jakarta - Harga daging ayam mulai mengalami penurunan setelah sebelumnya sempat menginjak harga tertinggi ke level Rp 35 ribu per kilogram (kg). Harga daging ayam di hari keempat puasa ini merosot sebesar Rp 5 ribu per kilo menjadi Rp 30 ribu per kg.

Hal tersebut disampaikan salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Andre (35). Dia mengungkapkan, harga ayam menurun menjadi Rp 30 ribu sejak tanggal 1 Juli sampai dengan sekarang. Sedangkan sebelum puasa hingga tanggal 1 Juli, harga daging ayam masih Rp 35 ribu per kg.

"Harga turun karena permintaan menyusut tapi stok daging ayam banyak. Nah pas harga ayam mahal sampai Rp 35 ribu per kg karena stok tidak ada tapi permintaan banyak," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (2/7/2014).

Menurutnya, harga daging ayam Rp 35 ribu sangat tidak wajar. Harga ayam normal sekitar Rp 25 ribu per kilo. Andre mengaku, harga daging ayam cenderung berfluktuasi saat puasa dan lebaran.

"Paling harga turun bertahan dua minggu saja. Lalu mendekati hari Lebaran bisa naik lagi, bahkan kemungkinan mencapai Rp 35 ribu per kg lagi," ujarnya.

Penurunan harga daging ayam membuat pedagang harus menanggung untung tipis. Sebab dari sentra peternakan di Bogor, Andre sudah membeli ayam dengan harga sekitar Rp 27-28 ribu per ekor. Dalam sehari, pihaknya bisa mengambil 1.000 ekor ayam siap potong.

"Belum lagi tambahan ongkos potong ayam di Kawasan Rawa Kepiting, Pulo Gadung. Jadi untung makin tipis. Diikuti pula penurunan permintaan, sehingga omzet berkurang 30 persen sampai 40 persen," keluhnya.

Dia berharap, pemerintah dapat kembali menstabilkan harga daging ayam, sama seperti harga daging sapi. Jika tidak bisa, Andre meminta agar dilakukan kembali impor daging ayam dari luar negeri.

Sekitar periode 2010-2012, lanjutnya, Indonesia pernah mengimpor daging ayam paha dari New Zealand dan Amerika Serikat (AS) untuk memenuhi kebutuhan domestik.

"Harga dinetralin dong seperti daging sapi. Kalau sapi saja bisa diimpor, kenapa ayam nggak. Jika takut mematikan peternak lokal, peternak juga harus belajar kenapa harga impor bisa lebih murah. Biar peternak atau pemerintah juga jangan semena-mena naikkan harga," tegas Andre. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini