Sukses

Libya Berencana Buka Terminal Ekspor, Harga Minyak Dunia Melorot

Normalnya, produksi minyak di Libya mencapai 1,5 juta barel. Namun setahun terakhir, produksinya menurun menjadi hanya 320 ribu barel.

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia jatuh setelah Libya berencana untuk membuka kembali dua terminal ekspor dan persediaan di Amerika masih cukup besar.

Mengutip dari AFP,  patokan harga minyak mentah untuk pengiriman Agustus di New York Mercantile Exchange turun 86 sen atau 0,8 persen menjadi berada di level US$ 104,91 per barel. Sementara, patokan harga minyak mentah Brent di London ICE Futures Europe untuk pengiriman Agustus turun US$ 1,05 atau 0,9 persen menjadi US$ 111,24 per barel. Harga tersebut merupakan harga terendah sejak 11 Juni lalu.

Analis Citi Futures, Tim Evans menjelaskan, penurunan harga minyak tersebut dipengaruhi rencana dari Libya untuk kembali membuka dia terminal  minyak. "Rencana tersebut lebih cepat dari perkiraan awal," jelasnya seperti ditulis oleh AFP, Kamis (3/7/2014).

Menurut Evans, kondisi geopilitik masih menjadi pertimbangan dalam penentuan harga minyak. Namun setelah berjalan beberapa waktu, ternyata kondisi geopolitik di Libya, Irak dan juga Ukraina tidak memberikan pengaruh besar pada pasokan minyak dunia.

Dalam satu tahun terakhir memang produksi minyak di Libya sangat terbatas karena adanya kerusuhan. Normalnya, produksi di negara tersebut mencapai 1,5 juta barel per hari. Namun dalam masa setahun terakhir, produksinya menurun menjadi hanya 320 ribu barel per hari.

Pengamat dari Tradition Energy, Gene McGillian menambahkan, kenaikan harga minyak dalam beberapa hari terakhir kemarin terimbas sentimen akan konflik geopolitik di beberapa negara. Namun beberapa pelaku pasar telah mengambil untung. "Kenaikan harga minyak di pasar sudah terlalu tinggi," katanya.

Di Amerika, laporan mingguan terbaru memang menunjukkan bahwa terjadi penurunan pasokan minyak mentah. Namun, menurutnya, penurunan tersebut tidak menjadi masalah karena stok yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Persediaan minyak mentah di Amerika masih tetap berada di rekor tertinggi.

Selain itu, disebutkan ada ancaman Badai Tropis Arthur yang akan terjadi di lepas pantai tenggara Amerika menjelang hari libur kemerdekaan negara tersebut, namun badai itu tidak akan mengganggu pasokan. "Saya tidak berpikir badai tersebut akan menjadi peristiwa besar," pungkas McGillian. (Gdn/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini